Mempunyai teman yang sombong pasti kerap membuatmu bete atau kesal, karena dia berusaha membanggakan diri sendiri dan meremehkan orang lain. Merasa dirinya hebat, sedangkan yang lain berada dibawah mereka.
Namun ternyata tanpa disadari ada perilaku-perilaku yang bisa mendorong seseorang menjadi sombong tanpa dia sadari. Apa saja itu?
Mengeluh Tidak Melulu Soal Hidup Yang Pilu, Tanpa Disadari Mengeluh Juga Bisa Jadi Aksi Sombong Yang Terselubung
Seseorang mengeluh biasanya karena hidup atau kejadian yang menimpanya tidak berjalan dengan baik. Sayangnya mengeluh juga bisa jadi ajang sombong yang terselubung jika penempatannya tidak sesuai dengan keadaan. Alih-alih prihatin dengan hal yang menimpanya, malah membuat orang yang mendengarnya gondok dan kesal.
Misalnya “Ih bete banget deh masa sepatu lari aku hilang, padahal itu sepatu mahal dan limited edition yang dibeliin sama bokap waktu ke eropa kemarin”, atau “Aduh ini rambut masih aja kering padahal udah pakai sampo yang sebotolnya satu juta, ditambah perawatan ke salon setiap minggu.” Niat awal mungkin hanya ingin mengeluh karena apa yang kamu inginkan ternyata meleset dari kenyataan. Tapi karena dibalut dengan memamerkan hal yang berlebihan, secara tidak sadar bisa membuat seseorang jadi sombong. Hal seperti ini jadi hal yang paling sering dilakukan kebanyakan orang tanpa disadarinya.
Di Mana pun, Kapan pun, Apa Pun Topik Pembahasannya Ujung-ujungnya Membanggakan Diri Sendiri
Kalau ini seperti sudah jadi kebiasaan orang yang sombong. Karena ketika sedang berkumpul, apapun pembahasannya hanya akan berujung pada kehebatan diri. Biasanya akan mengaitkan pembahasan yang sedang berlangsung dengan kehebatan yang dia miliki. Hal ini tidak secara sadar dilakukan oleh orang tersebut, namun biasanya sudah menjadi kebiasaan sehingga menurutnya hal tersebut biasa saja dan tidak ada unsur menyombongkan diri.
Contoh yang paling banyak ditemui, misalnya sedang membahas isu politik, lalu dia mengaitkan dirinya paham betul seperti apa politik tersebut. Atau sedang membahas tentang artis, dan lagi-lagi mengaitkan diri bahwa dia pernah bertemu dengan artis tersebut dengan cerita yang seolah-seolah sudah kenal sangat dekat layaknya teman lama. Bisa juga saat sedang membahas sebuah pekerjaan, lalu kemudian dia bercerita kalau baru saja dia naik jabatan dan mendapatkan promosi dari atasannya.
Kalau Diri Sendiri Tidak Hebat, Maka Dia Akan Membanggakan Koneksi Yang Dimilikinya
Tidak hanya hal positif saja yang mempunyai banyak jalan untuk menyombongkan diri. Hal negatif sekalipun bisa dia manfaatkan untuk membuat dirinya terlihat hebat. Jika diri sendiri tak cukup bisa dibanggakan, orang lain juga bisa dia jadikan sarana untuk menyombongkan dirinya. Bukan cuma harta atau kelebihan aja yang bisa dipamerkan, memamerkan orang-orang penting dalam lingkup pergaulan juga termasuk sombong.
Bercerita tentang kelebihan orang-orang di sekitarnya dan menyatakan bahwa dia punya hubungan yang sangat dekat dengan orang tersebut bisa juga termasuk sombong. Jika bercerita hanya untuk memotivasi diri dan orang lain, tentu tidak akan jadi masalah asal pembahasan tersebut masih dalam topik. Namun jika tiba-tiba membicarakan orang terdekat hanya untuk membanggakan diri, sebaiknya kebiasaan tersebut mulai dikurangi. Karena kualitas diri tidak bisa ditentukan hanya karena kamu kenal dengan orang-orang yang hebat.
Tidak Ada Yang Lebih Hebat Dari Pencapaian Diri Sendiri, Prestasi Orang Lain Pun Jadi Tak Dihargai
Memang membanggakan dan menyenangkan rasanya jika dalam hidup kita mendapatkan pencapaian-pencapaian yang luar biasa. Rasanya seluruh dunia harus tahu bahwa kamu telah memperoleh satu pencapaian yang luar biasa dalam hidup. Namun rasa bangga yang berlebihan bisa jadi pemicu seseorang untuk bisa bersikap sombong loh! Merasa hebat dan bangga pada diri sendiri yang berlebihan tentu tidak baik.
Bahkan akan menjadi berbahaya jika sudah mulai tidak menghargai pencapaian yang didapatkan orang lain. Entah karena iri, atau karena merasa prestasi orang lain tidak ada apa-apanya dibandingkan pencapaian dirimu sendiri. Itu merupakan pertanda bahwa dirimu sudah dirasuki sifat sombong secara sadar atau tidak sadar.
Bercerita Tentang Kehidupan Diri Sendiri Tidak Ada Salahnya, Namun Bukan Berarti Orang Lain Harus Tahu Kehidupanmu Dengan Detail
Saat duduk dan bercengkrama dengan teman-teman hal yang sering jadi pembahasan memang tentang kehidupan masing-masing. Bercerita tentang hidup memang memiliki nilai plus tersendiri, cerita temanmu bisa membuat kamu termotivasi, begitu juga sebaliknya. Bisa juga kamu akan menjadi bersyukur karena ternyata setiap orang punya masalahnya sendiri, yang mungkin saja jika kamu ada diposisinya belum tentu sanggup menghadapinya.
Namun ketika bercerita, seseorang juga tetap harus mempunyai batasan mana yang harus dan tidak perlu diceritakan. Tidak perlu semua orang tahu tentang semua hal tentang kehidupanmu. Apalagi jika yang kamu ceritakan itu perbuatan baik yang telah kamu lakukan. Misalnya tentang sebanyak apa sumbangan yang kamu berikan ke pengemis. Jika kebaikan yang kamu ceritakan bisa membantu mungkin tidak akan menjadi masalah, yang jadi masalah jika kamu menceritakan sehebat apa kamu sudah membantunya. Bukankah saat tangan kanan memberi, tangan kiri tidak tahu?

Leave a Reply

Orang baik di zaman sekarang ini sudah sangat sulit untuk di temukan, karena pada umumnya manusia memiliki ego nya masing-masing yang membuat mereka mendahulukan kebahagiannya sendiri di banding kebahagiaan orang lain. Bahkan tidak sedikit yang sudah tidak memiliki rasa empati atau kepedulian terhadap sesama. Padahal, saat kamu mendahulukan orang lain, kamu sudah menanam kebaikan untuk dirimu sendiri.
Berbeda dengan mereka, kamu yang memiliki hati putih selalu mendahulukan perasaan orang lain di banding perasaanmu sendiri. Bagimu melihat orang lain bahagia adalah sebuah kebahagiaan untuk dirimu juga. Kamu patut bangga jika termasuk dalam kategori orang seperti ini. Selamat, orang seperti kamu sekarang sudah sangat langka!
Kamu yang selalu menanam kebaikan dengan mendahulukan orang lain tentu sudah tidak asing bahkan sangat paham dengan 9 hal ini, karenamu banyak orang yang percaya bahwa orang baik di dunia itu masih ada.
1. Kamu Sangat Berhati-hati dalam Berkata, Karena Tidak Mau Membuat Orang Lain Terluka
Bagimu, lidah adalah pedang yang bisa menyakiti hati orang lain kapan saja. Karena itu kamu sangat menjaga segala yang kamu ucapkan kepada orang lain. Sebelum berbicara kamu akan memikirkan terlebih dahulu apakah kalimat itu apakah menyakiti orang lain atau tidak? Jika memang ada yang sedikit kurang enak di dengar maka kamu pun akan mencari kalimat lain yang lebih pas untuk di ucapkan. Berbicara yang baik atau diam mungkin sudah menjadi semboyanmu sejak dulu.
2. Saat Seseorang Menginginkan Apa yang Kamu Miliki, Kamu Tidak Segan untuk Memberikannya
Ketika sesuatu yang kita miliki di inginkan oleh orang lain, mungkin kebanyakan orang akan menolak memberikan bahkan balik memarahinya. Namun, berbeda dengan yang lain kamu akan memberikannya meskipun itu adalah barang kesayanganmu sendiri. Bagimu orang lain yang menginginkan lebih membutuhkan, sedangkan kamu telah lama memilikinya dan bisa membeli yang baru.
3. Bagimu, Menjadi Pendengar yang Baik Lebih Penting Daripada Kegiatan Kesukaanmu
Menjadi pendengar yang baik adalah sifatmu selama ini, jika ada yang sedang menceritakan sesuatu padamu maka fokusmu pun ada pada pembicaraan itu, tak perduli saat itu kamu sedang melakukan kegiatan apa atau bahkan bisa jadi itu hobimu sendiri. Karena menurutmu salah satu cara menghargai seseorang adalah dengan mendengarkan, kegiatanmu bisa dilakukan di lain waktu.
Sedangkan dia yang membutuhkan telinga mungkin saja sudah tidak cukup kuat untuk bercerita, karena itulah kamu lebih mengutamakan mendengarkannya daripada kegiatanmu.
4. Kamu Menghabiskan Banyak Waktu Untuk Memikirkan Orang Lain
Bukan tidak memiliki waktu untuk diri sendiri, tapi bagimu perasaan orang lain lebih penting. Kamu akan terus memikirkan orang lain jika ada yang merasa tersakiti olehmu. Meskipun tanpa sengaja tapi luka yang kamu buat di hatinya sangat menjadi beban untuk hidupmu. Tapi jangan terlalu di pikirkan juga, akan lebih baik jika kamu mulai perduli dengan dirimu sendiri.
5. Kamu Tidak Bisa Jika Melihat Orang Lain Kesulitan Sedikit Saja
Hatimu yang terlalu perasa membuatmu tidak tega melihat seseorang sedang menderita walaupun sedikit saja. Rasa empatimu sangat besar. Sehingga keinginan untuk membantu orang lain sangatlah tinggi. Meskipun terkadang kamu mengorbankan banyak hal untuk memberi bantuan. Namun kamu juga harus ingat bahwa melakukan kebaikan juga harus disesuaikan dengan kemampuan, dirimu tetaplah nomor satu.
6. Banyak Orang Menyebutmu Sok Baik, Padahal Kamu Memang Beneran Baik
Karena pada dasarnya manusia itu selalu memiliki sifat iri dan dengki. Tapi juga memiliki sikap baik seperti sifat yang kamu miliki. Tak sedikit orang yang meragukan kebaikanm, bahkan mengatakan semua itu hanyalah pencitraan agar mendapat pujian. Padahal semua itu kamu lakukan karena ketulusan kan? Memang, apapun yang kita lakukan meskipun itu kebaikan tetap saja di mata seorang pembenci akan terlihat buruk. Tenang saja, kamu masih mempunyai dua tangan untuk menutup telinga.
7. Kamu Sering Sekali Mengalah dan Menjadi Orang yang Meminta Maaf
Siapapun yang salah dalam suatu masalah tetaplah kamu yang selalu ingin mengalah. Karena sifatmu yang tidak mau melihat orang lain tersakiti, sekalipun kamu tidak salah tetap saja kamu selalu ingin meminta maaf duluan. Hal ini mungkin perlu kamu pikirkan, jika memang bukan kamu yang salah tak perlu kamu meminta maaf hanya untuk menjaga hati orang lain. Memang tidak ada salahnya, tapi nanti orang lain akan mulai semena-mena terhadapmu.
8. Kamu Selalu Merasa Kesulitan dalam Menolak
Sifatmu yang baik dan sering mendahulukan orang lain daripada diri sendir, membuat banyak orang meminta bantuan terhadapmu. Dan kamu selalu merasa sulit untuk menolak permintaan mereka. Sekalipun permintaan itu sebenarnya mengganggu kegiatanmu atau bahkan harus membuatmu mempelajari terlebih dulu demi berkata iya. Jangan takut berkata tidak jika memang kamu belum bisa membantunya.
9. Kamu Tidak Marah, Walau Kadang Sudah Disakiti
Dan yang terakhir saking baiknya kamu tidak akan marah berkepanjangan saat dirimu sendiri merasa tersakiti. Bagimu rasa marah yang kamu perlihatkan hanya akan menyakiti orang lain. Dan tentu saja hal itu juga akan menyakiti dirimu sendiri karena kamu paling tidak bisa melihat orang lain tersakiti. Apalagi penyebabnya adalah dirimu sendiri. Jadi, kamu lebih memilih untuk segera melupakan dan kembali baik-baik saja.
Itulah beberapa hal yang mungkin sering dirasakan oleh seseorang yang lebih mendahulukan perasaan orang lain di banding dirinya sendiri. Berbuat baik memang boleh, menjaga hati orang lain juga boleh, namun jika itu semua itu di luar batas kemampuanmu mungkin kamu harus menampakkan sosok jahatmu sesekali.
Mulailah bersikap tegas terhadap hal-hal yang memang diluar batas pengertianmu, dengan begitu tidak akan ada lagi orang yang memanfaatkanmu karena sifat baikmu yang alami itu. Jangan berhenti berbuat baik, semua yang kamu lakukan itu sudah benar, hanya saja ada beberapa hal yang perlu kamu pikirkan untuk kebaikanmu sendiri, tak melulu tentang perasaan orang lain.