Menginjak usia 23 tahun, seharusnya kamu sudah bisa berpikir lebih dewasa. Kamu sudah harus bijak dalam mengambil keputusan guna kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Jadi, sudah sepatutnya kamu mengucapkan “selamat tinggal” untuk 7 hal ini.
1. Pemikiran Tentang Harus Punya Pacar Dulu untuk Bahagia
Sudah saatnya kamu membuang jauh pemikiran seperti ini. Pemikiran seperti ini hanya dimiliki oleh mereka yang belum dewasa dalam bepikir, sedangkan kamu, sudah seharusnya lebih bijak dalam memandang kehidupan. Hidup ini tak melulu tentang percintaan, ingat itu.
2. Perilaku Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain
Bukan waktunya lagi untukmu membandingkan dirimu dengan orang lain di usia 23 tahun ini. Cobalah untuk menghargai dirimu sendiri. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi jangan pernah merasa lebih rendah atau lebih unggul dari orang yang lainnya.
3. Perilaku Cuek Terhadap Diri Sendiri
Mungkin dulu bagimu penampilan bukanlah hal yang penting. Kamu selalu melakukan suatu hal sesuka hatimu. Mulai dari cara berpakaian sampai cara merawat diri lainnya. Ingat, usiamu sudah tak lagi muda. Kamu harus bisa lebih memperhatikan dirimu sendiri.
4. Sikap Memprioritaskan Kehidupan Orang Lain
Jika selama ini kamu sering melakukan suatu hal hanya untuk orang lain, lebih baik sekarang kamu mulai memikirkan dirimu sendiri. Berhenti mengabaikan hidupmu demi kehidupan orang lain. Kamu harus tahu bahwa kebahagiaanmu, hanya kamu yang bisa mewujudkannya, bukan orang lain. Jadi mulailah fokus pada dirimu sendiri.
5. Hubungan yang Mengganggu
Kamu tak harus bertahan dengan hubungan yang tak bisa membuatmu nyaman. Jika kamu merasa terganggu oleh hubungan yang kamu jalani saat ini, akan lebih baik jika kamu menempuh jalan untuk sendiri. Kamu bisa lebih fokus untuk merancang masa depanmu dan meraih mimpimu.
6. Teman yang Tak Baik
Jika kamu memiliki teman yang berbuat suatu hal buruk kepadamu, abaikan saja. Tinggalkan saja semua teman yang hanya bisa mengganggu hidupmu dan memberimu pengaruh buruk. Kamu harus sadar pada kenyataannya, lambat laun kamu akan mengetahui betapa sedikitnya teman yang memang menyayangimu dengan tulus tanpa ada embel-embel di belakangnya.
7. Perilaku Menjelaskan Keputusan yang Kamu Ambil Kepada Orang Lain
Kamu tak harus mengungkapkan alasanmu mengambil suatu keputusan kepada orang lain. Itu adalah hakmu, karena memang kamulah yang berhak mengatur hidupmu sendiri. Jika kamu menganggap keputusanmu itu benar, cukuplah kamu simpan alasannya untuk dirimu sendiri.

Leave a Reply
Kalau 7 Hal Ini Sudah Kamu Miliki, Harusnya Menikah Muda Tak Lagi Menyakiti Hati

Mengikat diri dalam hubungan yang sakral dengan pasangan adalah sebuah keputusan besar. Ketika itu sudah terpenuhi, itu artinya kita sudah berjanji untuk saling setia sehidup semati. Jika kamu pikir ini adalah perkara biasa, tentu kamu salah. Butuh kesiapan yang matang dan bekal yang banyak agar nanti tak menyesal.
Tapi diusia yang masih terbilang muda, menikah sering jadi momok mengerikan yang banyak dihindari orang. Selain alasan kesiapan, ekspektasi yang tak sesuai disebut-sebut sebagai alasan untuk tak buru-buru menerima lamaran atau meminang pacar. Akan tetapi, ada hal lain yang juga perlu dibaca. Tentang beberapa kesiapan dan keyakinan yang bisa dijadikan alasan untuk menikah muda. Kira-kira apa saja ya?
Walau Tak Selalu Ada, Kamu Yakin Bisa Merasa Aman Setiap Kali Bersamanya
Sebelum yakin untuk menikah, kamu jelas perlu yakin pada pasanganmu dulu. Benarkan ia bisa menjadi sosok yang menyayangi dan mencintaimu setulus hati. Bisa jadi teman berbagi, dalam suka maupun duka. Karena biasanya, meski manis saat berpacaran ia bisa saja berubah ketika sudah menjadi suami atau istiri. Itulah penting untuk mengenalinya lebih dalam lagi.
Maka jika ternyata dirimu sudah meyakini, bahwa dia adalah orang yang bisa kamu percayai. Tak ada salahnya, jika memang ingin menikah pada usia yang masih muda.
Bersamanya Kamu Terus Belajar dan Tak Perlu Merasa Butuh Jadi yang Paling Benar
Akan menjalani hidup berdua, kamu dan dia akan menemukan berbagai macam tantangan. Dan bagaimana kalian tetap saling menguatkan adalah hal yang perlu dipertahankan. Nah, kayakinan lain yang juga perlu kamu lihat dan pelajari lagi, adalah kemampuannya jadi teman hidup yang mumpuni.
Dengannya kamu terus berkembang, berubah ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Tak lagi egois karena mementingkan diri sendiri, kini kamu paham bagaimana meredam emosi tatkala hati sedang dan bisa diajak kompromi.
Sudah Mantap Memahami Diri Sendiri Akan Membantumu untuk Memahami Dia yang Kau Cintai
Yap, sebelum menikah, pastikan dulu jika kamu bisa memahami dirimu dengan baik. Kamu tahu apa yang kamu mau, berbicara jika memang ada yang tak disukai. Dan tak perlu gengsi untuk mengatakan apa yang sebenarnya perlu disampaikan. Kemampuanmu memahami diri sendiri, jelas sangat membantu. Dengan begitu kamu akan semakin belajar lagi, untuk bisa menerka apa yang kelak ia mau. Percayalah, saling memahami adalah kunci sukses sebuah hubungan pernikahan.
Tanpa Harus Diminta, Kamu dan Pasangan Selalu Bersedia untuk Mendengarkan Keluh Kesah
Tidak hanya tentang hal-hal yang membuat bahagia, kelak kalian akan bertemu dengan berbagai macam persoalan berat yang jadi beban. Pasanganmu mungkin akan terlibat konflik dengan teman kerja, kamu yang juga mendadak bermalasah dengan sahabat SMA, hingga persoalan individu lain yang tadinya hanya kita saja yang merasa.
Nanti, karena sudah menjadi suami dan istri. Kalian pun akan berbagi, mendengar ketika yang satu bicara, atau berbicara ketika yang lain sedang mendengar dengan seksama. Tak selalu inginkan soluasi, terkadang pasangan hanya butuh didengar dan ditemani.
Ragu dan Curiga Itu Perkara Biasa, Namun Kalian Selalu Menemukan Cara untuk Menghalaunya
Meski sudah yakin dengan si dia, beberapa kali di kehidupan setelah menikah. Kamu mungkin akan ragu dengan pasanganmu, curiga kalau si dia melakukan sesuatu yang mencurangi hubungan. Tak perlu khawatir, rasa curiga dan keraguan yang kamu miliki adalah sesuatu yang biasa.
Hal lain yang jauh lebih penting adalah kemampuan kalian berdua untuk bisa menghalaunya. Untuk itu, tak hanya berdoa agar diberi kebahagian saja. Kamu juga perlu untuk meminta diberi kemampuan dalam hal mengusir keraguan pada pasangan.
Mengontrol Diri Itu Wajib, Kalian Tahu Kapan Harus Bersikeras Menantang dan Kapan Harus Diam
Pertengkaran yang terjadi selama pacaran, bisa dipakai jadi ajang pembelajaran untuk kehidupan setelah menikah. Kalian pasti akan bertentangan, tapi di lain hal juga sering sepaham. Kamu perlu untuk menentukan sikap dan tindakan dalam hal menghadapi si dia.
Pastikan diri mampu menselaraskan keinginan, dan bisa saling mengerti setiap kali ada pertentangan dalam hubungan. Kalau kemapuan ini sudah kamu miliki, menikah tak selalu jadi sesuatu yang sulit lagi.
Dan Kamu Yakin Dia Adalah Sumber Bahagia yang Terus Mengubah Hidup Lebih Baik dari Sebelumnya
Sudah merasa mantap dalam hal menemukan dia yang menjadi sumber bahagia. Kamu percaya bersama dia, ada bahagia lain yang terus selalu ada. Ia jadi tempat berbagi, menemani semua langkahmu setiap hari. Dengannya kamu tak lagi merasa sepi, karena bagimu ia adalah mentari yang selalu memberi terang dan kehangatan di setiap kesusahan yang kamu rasakan.
Menikah memang bukanlah keputusan remeh, kamu perlu mempersiapkan banyak hal untuk bisa melenggang ke pelaminan. Tapi lebih daripada itu, selain kesiapan mental dan finansial. Beberapa hal yang sedari tadi sudah dijelaskan, bisa jadi alasan mengapa akhirnya kamu mantap untuk memutuskan menikah muda.