Beberapa orangtua khususnya ibu, kadang kala merasa kewalahan dalam hal mengurus anak. Apalagi jika itu dilakukan seorang diri. Tapi tidak demikian dengan Jessica Iskandar, yang kini justru terlihat sangat menikmati perannya sebagai ibu sekaligus ayah untuk anaknya, El Barack Alexander.
Yap, jika kita mencoba untuk melongok pada laman Instagram pribadinya, Jedar sapaaan akrab untuk Jessica, memang terbilang cukup sering membagikan kebersamaannya bersama sang anak. Bahkan tak sedikit pula dari followers-nya yang memuji cara Jedar dalam mendidik El. Sebab tak hanya membiasakan El berkomunikasi dengan bahasa Inggris saja, Jedar juga terlihat banyak menanamkan beberapa pelajaran lain pada El sedari kecil.
Menikmati momen berdua dengan bahagia, barangkali jadi gambaran yang tepat untuk Jedar dan anaknya. Bahkan baru-baru ini pada salah satu kesempatan, di kawasan Tendean, Mampang – Jakarta Selatan, Jedar mengaku sebenarnya masih banyak lagi momen-momen berdua yang jarang ia bagikan.
“Seru-seruan kalau aku sih kayak ibu dan anak aja di rumah, kalau lagi pas ada momen-momen jarang juga sih di-shoot. Biasanya kalau ke-shoot ya sudah di-pause kalau momen-momen lain tuh banyak banget sebenarnya yang enggak ke-shoot. Cuma ya gitu, kita berdua suka seru-seruan aja pas lagi ada momen yang bisa, dan dekat handphone aku rekam,” ujarnya mencoba untuk menjelaskan.
Kamu yang jadi followers Jedar di instagram pasti sudah tahu kan, bagaimana cerdas dan menggemaskannya El Barack. Bahkan diusianya yang akan genap 4 tahun pada 21 juli mendatang, El sering terlihat mandiri dan kerap membantu ibunya melakukan beberapa aktivitas di rumah. Seperti pada tayangan video yang dibagikan oleh mamanya di bawah ini.
Jauh dari kesan memanjakan El, Jedar memang terlihat punya pola didik yang berbeda untuk anaknya. Karena biar bagaimana pun semua ibu tentu berharap kelak anaknya akan tumbuh jadi seseorang yang mandiri dan kuat.
Bahkan Jedar mengaku jika hal-hal yang dilakukan oleh El tersebut tak hanya diberitahunya lewat perkataan saja, tapi juga dengan berbuat nyata. “Mungkin dia nyontoh sih, kalau menurut aku karena dia terbiasa ngeliat apa yang aku lakuin makanya dia nyontoh,” kata Jessica masih dalam kesempatan yang sama.
Dan salah satu tips dalam mendidik anak yang mungkin bisa kita contek dari Jessica adalah jangan pernah marah dalam mendidik anak. Sebab menurutnya, memberi pemahaman dengan baik akan lebih baik dan mudah dimengerti oleh sang anak.
Namun mengingat Jessica adalah seorang single parent yang artinya harus mengurus El seorang diri, ditengah-tengah padatnya aktivitas lain yang juga memerlukan tenaga dan fokus pikiran. Beberapa kita mungkin akan bertanya-tanya, bagaimana Jedar menghadapi lelah kala sedang kesulitan menghadapi anaknya?
Ternyata jawabannya cukup singkat, “Ya tarik napas, rileks tenangin diri, sadarin sendiri kalau ya, tenang aja. life must go on nikmatin aja momen-momennya jadi jangan malah dihindarin. Banyak istirahat,”
Kehidupan Jedar dan El anaknya, memang banyak dipuja orang. Sebab meski membesarkan El seorang diri, nampaknya Jessica berhasil menjadi ibu sekaligus ayah yang baik untuk anaknya. Dengan begitu, ada beberapa point penting yang sebenarnya bisa kita ambil dari Jessica. Mulai dari caranya menjalani hidup dan bagaimana ia mendidik anaknya, hingga tumbuh cerdas seperti sekarang ini.

Leave a Reply
Kalau 7 Hal Ini Sudah Kamu Miliki, Harusnya Menikah Muda Tak Lagi Menyakiti Hati

Mengikat diri dalam hubungan yang sakral dengan pasangan adalah sebuah keputusan besar. Ketika itu sudah terpenuhi, itu artinya kita sudah berjanji untuk saling setia sehidup semati. Jika kamu pikir ini adalah perkara biasa, tentu kamu salah. Butuh kesiapan yang matang dan bekal yang banyak agar nanti tak menyesal.
Tapi diusia yang masih terbilang muda, menikah sering jadi momok mengerikan yang banyak dihindari orang. Selain alasan kesiapan, ekspektasi yang tak sesuai disebut-sebut sebagai alasan untuk tak buru-buru menerima lamaran atau meminang pacar. Akan tetapi, ada hal lain yang juga perlu dibaca. Tentang beberapa kesiapan dan keyakinan yang bisa dijadikan alasan untuk menikah muda. Kira-kira apa saja ya?
Walau Tak Selalu Ada, Kamu Yakin Bisa Merasa Aman Setiap Kali Bersamanya
Sebelum yakin untuk menikah, kamu jelas perlu yakin pada pasanganmu dulu. Benarkan ia bisa menjadi sosok yang menyayangi dan mencintaimu setulus hati. Bisa jadi teman berbagi, dalam suka maupun duka. Karena biasanya, meski manis saat berpacaran ia bisa saja berubah ketika sudah menjadi suami atau istiri. Itulah penting untuk mengenalinya lebih dalam lagi.
Maka jika ternyata dirimu sudah meyakini, bahwa dia adalah orang yang bisa kamu percayai. Tak ada salahnya, jika memang ingin menikah pada usia yang masih muda.
Bersamanya Kamu Terus Belajar dan Tak Perlu Merasa Butuh Jadi yang Paling Benar
Akan menjalani hidup berdua, kamu dan dia akan menemukan berbagai macam tantangan. Dan bagaimana kalian tetap saling menguatkan adalah hal yang perlu dipertahankan. Nah, kayakinan lain yang juga perlu kamu lihat dan pelajari lagi, adalah kemampuannya jadi teman hidup yang mumpuni.
Dengannya kamu terus berkembang, berubah ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Tak lagi egois karena mementingkan diri sendiri, kini kamu paham bagaimana meredam emosi tatkala hati sedang dan bisa diajak kompromi.
Sudah Mantap Memahami Diri Sendiri Akan Membantumu untuk Memahami Dia yang Kau Cintai
Yap, sebelum menikah, pastikan dulu jika kamu bisa memahami dirimu dengan baik. Kamu tahu apa yang kamu mau, berbicara jika memang ada yang tak disukai. Dan tak perlu gengsi untuk mengatakan apa yang sebenarnya perlu disampaikan. Kemampuanmu memahami diri sendiri, jelas sangat membantu. Dengan begitu kamu akan semakin belajar lagi, untuk bisa menerka apa yang kelak ia mau. Percayalah, saling memahami adalah kunci sukses sebuah hubungan pernikahan.
Tanpa Harus Diminta, Kamu dan Pasangan Selalu Bersedia untuk Mendengarkan Keluh Kesah
Tidak hanya tentang hal-hal yang membuat bahagia, kelak kalian akan bertemu dengan berbagai macam persoalan berat yang jadi beban. Pasanganmu mungkin akan terlibat konflik dengan teman kerja, kamu yang juga mendadak bermalasah dengan sahabat SMA, hingga persoalan individu lain yang tadinya hanya kita saja yang merasa.
Nanti, karena sudah menjadi suami dan istri. Kalian pun akan berbagi, mendengar ketika yang satu bicara, atau berbicara ketika yang lain sedang mendengar dengan seksama. Tak selalu inginkan soluasi, terkadang pasangan hanya butuh didengar dan ditemani.
Ragu dan Curiga Itu Perkara Biasa, Namun Kalian Selalu Menemukan Cara untuk Menghalaunya
Meski sudah yakin dengan si dia, beberapa kali di kehidupan setelah menikah. Kamu mungkin akan ragu dengan pasanganmu, curiga kalau si dia melakukan sesuatu yang mencurangi hubungan. Tak perlu khawatir, rasa curiga dan keraguan yang kamu miliki adalah sesuatu yang biasa.
Hal lain yang jauh lebih penting adalah kemampuan kalian berdua untuk bisa menghalaunya. Untuk itu, tak hanya berdoa agar diberi kebahagian saja. Kamu juga perlu untuk meminta diberi kemampuan dalam hal mengusir keraguan pada pasangan.
Mengontrol Diri Itu Wajib, Kalian Tahu Kapan Harus Bersikeras Menantang dan Kapan Harus Diam
Pertengkaran yang terjadi selama pacaran, bisa dipakai jadi ajang pembelajaran untuk kehidupan setelah menikah. Kalian pasti akan bertentangan, tapi di lain hal juga sering sepaham. Kamu perlu untuk menentukan sikap dan tindakan dalam hal menghadapi si dia.
Pastikan diri mampu menselaraskan keinginan, dan bisa saling mengerti setiap kali ada pertentangan dalam hubungan. Kalau kemapuan ini sudah kamu miliki, menikah tak selalu jadi sesuatu yang sulit lagi.
Dan Kamu Yakin Dia Adalah Sumber Bahagia yang Terus Mengubah Hidup Lebih Baik dari Sebelumnya
Sudah merasa mantap dalam hal menemukan dia yang menjadi sumber bahagia. Kamu percaya bersama dia, ada bahagia lain yang terus selalu ada. Ia jadi tempat berbagi, menemani semua langkahmu setiap hari. Dengannya kamu tak lagi merasa sepi, karena bagimu ia adalah mentari yang selalu memberi terang dan kehangatan di setiap kesusahan yang kamu rasakan.
Menikah memang bukanlah keputusan remeh, kamu perlu mempersiapkan banyak hal untuk bisa melenggang ke pelaminan. Tapi lebih daripada itu, selain kesiapan mental dan finansial. Beberapa hal yang sedari tadi sudah dijelaskan, bisa jadi alasan mengapa akhirnya kamu mantap untuk memutuskan menikah muda.