Mencintai diri sendiri adalah tindakan yang egois. Benarkah? Salah! Karena Mencintai diri sendiri adalah bentuk Kamu menghargai diri Kamu sendiri. Jika Kamu tidak menghargai diri sendiri bagaimana kamu bisa menghargai orang lain?
Bagaimana mungkin orang yang tak bisa naik sepeda, mengajarkan orang lain naik sepeda, iya kan? Karena Kamu harus tahu bahwa menghargai dirimu sendiri akan memberimu suatu pemahaman bagaimana menghargai orang lain secara tulus. Sudahkah Kamu Menghargai Dirimu Sendiri?
Jujurlah Pada dirimu Sendiri Tentang apa yang benar-benar Kamu inginkan
Sudahkan Kamu berani jujur pada dirimu sendiri tentang apa yang benar-benar Kamu kamu inginkan? Jangan-jangan Kamu hanya menjalani kehidupan saja tanpa pernah tahu apa yang kamu inginkan. Kamu hanya mengikuti keinginan orang tua, mengikuti padangan teman-temanmu tetapi Kamu tidak pernah berani jujur pada diri sendiri tentang apa yang benar-benar Kamu ingikan.
Kawan, Hidup ini singkat! Jangan buang-buang waktumu dengan mengerjakan sesuatu yang tidak pernah Kamu Sukai. Akan sangat disayangkan jika Kamu menjali kehidupan yang benar-benar tidak Kamu inginkan. Kamu menjelani kehidupan yang Kamu sendiri inginkan. Jujurlah Pada dirimu Sendiri Tentang apa yang benar-benar Kamu inginkan.
Perlakukan dirimu sebagaimana memperlakukan pacarmu
Jika kamu memperlakukan pacarmu dengan penuh cinta, kebaikan, kepercayaan, apresiasi, penerimaan, dan penghargaan. Kamu rela memperjuangkan sesuatu yang mustahil untuk pacarmu. Kamu rela mewujudkan apa yang menjadi keinginan pacarmu dengan cara apapun. Maka kamu juga bisa begitu pada dirimu sendiri.
Kamu Rela menyerahkan Masa mudamu tanpa memiliki rencana dan bertidak untuk masa depan
Dalam hidup mengalir sajalah seperti air, begitulah nasihat kehidupan. Tapi apakah benar Kamu rela menyerahkan hidupmu, masa mudamu, dengan mengalir begitu saja?
Kamu bingung tentang masa depanmu. Ketika ada orang bertanya, Apa cita-citamu? Apa keinginan terbesarmu di masa depan? Kamu ingin bekerja di bidang apa? Jawabanmu adalah ”aku tidak tahu”. Benar-benar menyedihkan, ditanya mimpi untuk masa depanmu saja tidak tahun, bagaimana bisa kamu berecana akan masa depanmu.
Kawan, Hidup ini singkat! Kamu harus mulai mengenal jati dirimu dengan baik, lalu kemudian bermimpi dan merencanakan masa depanmu, berani mewujudkan mimpimu dengan bertindak, dan pada akhirnya Kamu merayakan hasilnya.
Behentilah meniru orang lain, Kamu harus lebih menghargai dirimu sendiri dengan menjadi dirimu yang sesungguhnya
Setiap Orang terlahir unik dan berbeda. Semua orang diciptakan oleh tuhan mempunya kebihannya masing-masing. Tugas Kamu menemukan, kemudian mengsahnya.
Hargailah kelebihan dan keunikanmu. Berhentilah menjadi dan meniru-niru orang lain. Kamu memang bisa menjadi orang lain, tapi pada akhirnya hal itu hanya akan menyakitimu. Segeralah menjadi dirimu sendiri.
Kamu Tidak Menghargai Dirimu dengan Membatasi Dirimu Sendiri
Kamu selalu merasa Kamu tidak berkembang, tapi sudahkah Kamu merasa jika sebenarnya itu karena sika kamu yang membatasi dirmu sendiri? Kamu sudah menilai dirimu tidak bisa melakukan suatu pekerjaan padahal kamu belum pernah benar-benar melakukannya atau kamu merasa kamu tidak pantas mendapatkan orang yang kamu cintai.
Kamu Terlalu Fokus pada Kekurangan tapi Mengabaikan kelebihan dirimu. Kamu Sesungguhnya Akan Luar Biasa jika Memaksimalkan Kelebihanmu Sendiri
Manusia yang selalu menghabiskan waktu untuk mengeluh dan komplain mengenai kekurangannya, akan gagal melihat kelebihan yang sebenarnya ada pada dirinya. Bayangkan saja apabila Stephen Hawking yang syaraf motoriknya tidak berfungsi dengan baik, terus menerus meratapi cacat tubuhnya, apa mereka bisa menjadi figur-figur yang sukses?
Tuhan itu adil, Ia tidak akan menciptakan manusia yang tidak bisa melakukan apapun. Manusia pasti memiliki jalan kesuksesannya masing-masing. Sekarang semuanya tergantung dirimu sendiri, sudahkah kamu berhenti mengeluh dan mencoba mengembangkan kelebihanmu?
Kamu Terlalu Fokus pada Kekurangan Tapi Tidak berusaha memperbaiki kekuranganmu
Kamu mengetahui kekuranganmu tetapi kamu tidak berusaha untuk memperbaikinya. Kebiasaan dan tingkah laku yang buruk adalah sesuatu yang bisa kamu perbaiki ketika kamu sudah menyadarinya. Jangan selalu memakai alasan bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Memang selalu akan ada kekurangan, tidak peduli seberapa keras kamu berusaha. Namun memang itulah tujuan manusia hidup, untuk terus belajar. Live from zero to hero and die still as a hero.
Sabarlah, Semua butuh proses. Meraih target itu perlu waktu dan proses
Jangan terburu-buru mencapai sesuatu, dan jangan pula kehilangan kesabaran. Poin mendasar dalam hidup adalah memperbaiki dirimu sendiri, dan itu memerlukan cukup waktu.
Kamu harus lebih bersabar ketika mewujudkan mimpi-mimpimu, semua butuh proses. Mie yang katanya instan saja butuh proses untuk memasaknya. Hargai dirimu dengan bersabar menjalani proses dan menikmati setiap moment perjuanganmu.
“Hidup tidak dihitung dari banyaknya tahun yang telah dilewati, tetapi dihitung dari banyaknya momen menakjubkan yang membuatmu menahan napas, serta dihitung dari banyaknya tangis bahagia yang mengalir dari matamu.”
Katanya Memikirkan Diri Sendiri itu Egois, Padahal tidak Selamanya memikirkan diri sendiri itu Egois!
Kamu merasa dirimu Kamu egois karena terlalu memikirkan diri sendiri. Tidak selamanya memikirkan diri sendiri itu egois. Dengan memikirkan diri sendiri terlebih dahulu, Kamu sedang menghargai dirimu sendiri.
Misalnya Kamu memikirkan diri sendiri agar tidak sakit. Jika kamu sakit apakah kamu bisa membantu orang lain? Jika kamu tidak merawat dirimu sendiri apakah kamu bisa merawat orang lain dengan efektif?
Waktumu Terbatas kawan! Maksimalkan setiap yang Kamu kerjakan
Ingat waktumu terbatas, sebaiknya Kamu selalu lakukan yang terbaik dari apa yang Kamu kerjakan. Kamu harus mengerjakannya dengan penuh kerja keras, kerja keras dan kerja tuntas. Tetapi ketika tidak mampu mencapai kesempurnaan kamu harus iklas, maka itu bukanlah kegagalan. Berhentilah mengkritik diri sendiri.

Leave a Reply
Kalau 7 Hal Ini Sudah Kamu Miliki, Harusnya Menikah Muda Tak Lagi Menyakiti Hati

Mengikat diri dalam hubungan yang sakral dengan pasangan adalah sebuah keputusan besar. Ketika itu sudah terpenuhi, itu artinya kita sudah berjanji untuk saling setia sehidup semati. Jika kamu pikir ini adalah perkara biasa, tentu kamu salah. Butuh kesiapan yang matang dan bekal yang banyak agar nanti tak menyesal.
Tapi diusia yang masih terbilang muda, menikah sering jadi momok mengerikan yang banyak dihindari orang. Selain alasan kesiapan, ekspektasi yang tak sesuai disebut-sebut sebagai alasan untuk tak buru-buru menerima lamaran atau meminang pacar. Akan tetapi, ada hal lain yang juga perlu dibaca. Tentang beberapa kesiapan dan keyakinan yang bisa dijadikan alasan untuk menikah muda. Kira-kira apa saja ya?
Walau Tak Selalu Ada, Kamu Yakin Bisa Merasa Aman Setiap Kali Bersamanya
Sebelum yakin untuk menikah, kamu jelas perlu yakin pada pasanganmu dulu. Benarkan ia bisa menjadi sosok yang menyayangi dan mencintaimu setulus hati. Bisa jadi teman berbagi, dalam suka maupun duka. Karena biasanya, meski manis saat berpacaran ia bisa saja berubah ketika sudah menjadi suami atau istiri. Itulah penting untuk mengenalinya lebih dalam lagi.
Maka jika ternyata dirimu sudah meyakini, bahwa dia adalah orang yang bisa kamu percayai. Tak ada salahnya, jika memang ingin menikah pada usia yang masih muda.
Bersamanya Kamu Terus Belajar dan Tak Perlu Merasa Butuh Jadi yang Paling Benar
Akan menjalani hidup berdua, kamu dan dia akan menemukan berbagai macam tantangan. Dan bagaimana kalian tetap saling menguatkan adalah hal yang perlu dipertahankan. Nah, kayakinan lain yang juga perlu kamu lihat dan pelajari lagi, adalah kemampuannya jadi teman hidup yang mumpuni.
Dengannya kamu terus berkembang, berubah ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Tak lagi egois karena mementingkan diri sendiri, kini kamu paham bagaimana meredam emosi tatkala hati sedang dan bisa diajak kompromi.
Sudah Mantap Memahami Diri Sendiri Akan Membantumu untuk Memahami Dia yang Kau Cintai
Yap, sebelum menikah, pastikan dulu jika kamu bisa memahami dirimu dengan baik. Kamu tahu apa yang kamu mau, berbicara jika memang ada yang tak disukai. Dan tak perlu gengsi untuk mengatakan apa yang sebenarnya perlu disampaikan. Kemampuanmu memahami diri sendiri, jelas sangat membantu. Dengan begitu kamu akan semakin belajar lagi, untuk bisa menerka apa yang kelak ia mau. Percayalah, saling memahami adalah kunci sukses sebuah hubungan pernikahan.
Tanpa Harus Diminta, Kamu dan Pasangan Selalu Bersedia untuk Mendengarkan Keluh Kesah
Tidak hanya tentang hal-hal yang membuat bahagia, kelak kalian akan bertemu dengan berbagai macam persoalan berat yang jadi beban. Pasanganmu mungkin akan terlibat konflik dengan teman kerja, kamu yang juga mendadak bermalasah dengan sahabat SMA, hingga persoalan individu lain yang tadinya hanya kita saja yang merasa.
Nanti, karena sudah menjadi suami dan istri. Kalian pun akan berbagi, mendengar ketika yang satu bicara, atau berbicara ketika yang lain sedang mendengar dengan seksama. Tak selalu inginkan soluasi, terkadang pasangan hanya butuh didengar dan ditemani.
Ragu dan Curiga Itu Perkara Biasa, Namun Kalian Selalu Menemukan Cara untuk Menghalaunya
Meski sudah yakin dengan si dia, beberapa kali di kehidupan setelah menikah. Kamu mungkin akan ragu dengan pasanganmu, curiga kalau si dia melakukan sesuatu yang mencurangi hubungan. Tak perlu khawatir, rasa curiga dan keraguan yang kamu miliki adalah sesuatu yang biasa.
Hal lain yang jauh lebih penting adalah kemampuan kalian berdua untuk bisa menghalaunya. Untuk itu, tak hanya berdoa agar diberi kebahagian saja. Kamu juga perlu untuk meminta diberi kemampuan dalam hal mengusir keraguan pada pasangan.
Mengontrol Diri Itu Wajib, Kalian Tahu Kapan Harus Bersikeras Menantang dan Kapan Harus Diam
Pertengkaran yang terjadi selama pacaran, bisa dipakai jadi ajang pembelajaran untuk kehidupan setelah menikah. Kalian pasti akan bertentangan, tapi di lain hal juga sering sepaham. Kamu perlu untuk menentukan sikap dan tindakan dalam hal menghadapi si dia.
Pastikan diri mampu menselaraskan keinginan, dan bisa saling mengerti setiap kali ada pertentangan dalam hubungan. Kalau kemapuan ini sudah kamu miliki, menikah tak selalu jadi sesuatu yang sulit lagi.
Dan Kamu Yakin Dia Adalah Sumber Bahagia yang Terus Mengubah Hidup Lebih Baik dari Sebelumnya
Sudah merasa mantap dalam hal menemukan dia yang menjadi sumber bahagia. Kamu percaya bersama dia, ada bahagia lain yang terus selalu ada. Ia jadi tempat berbagi, menemani semua langkahmu setiap hari. Dengannya kamu tak lagi merasa sepi, karena bagimu ia adalah mentari yang selalu memberi terang dan kehangatan di setiap kesusahan yang kamu rasakan.
Menikah memang bukanlah keputusan remeh, kamu perlu mempersiapkan banyak hal untuk bisa melenggang ke pelaminan. Tapi lebih daripada itu, selain kesiapan mental dan finansial. Beberapa hal yang sedari tadi sudah dijelaskan, bisa jadi alasan mengapa akhirnya kamu mantap untuk memutuskan menikah muda.