Déjà vu. Pernah dengar frasa tersebut? Hampir setiap orang yang sudah tahu soal déjà vu mengaku pernah mengalaminya. Kamu sendiri bagaimana? Punya pengalaman menarik soal fenomena yang satu ini?
Kenapa disebut déjà vu? Kata ‘déjà vu’ sejatinya berasal dari bahasa Perancis yang berarti ‘sudah pernah dilihat’. Kalau berdasarkan penelitian, déjà vu terjadi karena adanya kesalahan pada otak di bagian memori. Di saat bersamaan ketika kita sedang melakukan sesuatu, rasanya kita pernah melakukan hal tersebut.
Tapi berangkat dari soal déjà vu, ternyata ada lho fenomena sejenis hanya saja kurang begitu dipahami banyak orang. Ada déjà vu, ada juga déjà reve. Frasa ini juga berasal dari bahasa Prancis yang bermakna ‘sudah pernah muncul dalam mimpi’. Jadi, secara gamblangnya, fenomena déjà reve terjadi dimana kamu tertidur lalu bermimpi tentang suatu kejadian, tapi di lain hari, kamu justru merasakan mimpi tersebut jadi kenyataan.
Bukan hanya déjà vu yang diteliti. Peneliti pun juga sempat mempublikasikan temuan mereka terkait déjà reve dalam jurnal Brain Stimulation dimana mereka melakukan pemeriksaan terhadapp pasien epilepsy dari tahun 1958 hingga 2015. Pengalaman déjà reve umum terjadi ketika otak mendapatkan simulasi elektrik sebagai bentuk pengobatan orang dengan gejala epilepsi. Perasaan seperti pernah bermimpi dalam situasi nyata dikatakan merupakan bentuk fisiologi yang terjadi dalam otak.
Nah, dalam studi tersebut, biasanya orang yang mengalami kondisi deja reve dapat dibagi menjadi 3 kategori :
- Episodic : Seseorang yang mengalami fenomena dalam bentuk ini merasa bahwa mereka pernah mengalami kejadian tersebut dan mampu mengetahui kapan mimpi itu terjadi dalam kurun waktu tertentu.
- Familirity-Like : Seseorang yang mengalami fenomena dalam bentuk ini mampu melihat mimpi secara samar dan mampu mengenali kejadian setelah mereka bermimpi. Otak mereka akan memberikan adegan-adegan yang terjadi dalam mimpi secara samar-samar.
- Dreamy-State : Seseorang yang berada dalam kondisi ini sebenarnya tidak pernah merasa bermimpi mengalami sesuatu yang sama dalam keadaan nyata, mereka menganggap bahwa kejadian yang mereka alami aneh dan seperti mimpi.
Sampai saat ini, déjà reve pun sejatinya masih jadi sebuah fenomena yang masih diteliti. Kondisi ini masih dianggap aneh namun para peneliti mengatakan bahwa déjà reve masih bisa dijelaskan dengan akal sehat serta ilmiah. Kamu sendiri pernah mengalaminya?

Leave a Reply

Dalam sebuah hubungan sikap posesif memang terkadang diperlukan. Tetapi jika hal itu berlebihan, bukannya malah membuat hubungan dalam keadaan baik justru malah membuat hubungan terancam bubar. Nah, buat kamu para perempuan yang memiliki pasangan dengan tujuh tanda ini, kamu tak harus mempertahankkanny. Sikap posesifnya terlalu berlebihan padamu.
1. Memeriksa Ponsel dan Kegiatanmu Setiap Kali Bertemu
Hal ini adalah salah satu tanda bahwa pasanganmu tergolong terlalu posisif padamu. Dia selalu mengecek ponselmu setiap kali bertemu. Mungkin kamu dan dia memang sepasang kekasih, namun privasi tentu saja tetap dibutuhkan bukan?
2. Mewajibkanmu Melapor Saat Ingin Pergi Kemana dan Bersama Siapa
Dia selalu memintamu untuk melapor setiap kali kamu ingin pergi ke suatu tempat. Tak hanya ingin tahu kemana kamu pergi, dia juga harus tahu dengan siapa kamu pergi. Pertanyaan yang dia ajukan setiap kali kamu ingin pergi layaknya sebuah pertanyaan interogasi.
3. Selalu Cemburu dengan Semua Laki-laki yang Ada di Dekatmu
Meski kamu sudah mengatakan bahwa laki-laki lain itu hanyalah teman atau saudara jauh misalnya, dia tetap saja cemburu. Dia selalu marah saat kamu terlihat dekat dengan laki-laki lain. Kecemburuannya ini juga sering muncul tanpa sebuah alasan yang jelas.
4. Menganggap Mantanmu Sebagai Musuh
Tak hanya teman-temanmu yang menjadi sasaran kecemburuannya. Dia bahkan menjadikan mantanmu sebagai sosok musuh baginya. Meskipun sudah jelas bahwa hubunganmu dengan mantanmu sudah berakhir dan baik kamu maupun mantanmu tak memiliki niat sedikit pun untuk kembali bersama.
5. Meragukan Perkataanmu
Dia tak sepenuhnya percaya pada apa yang kamu katakan. Misalnya saat kamu sedang di suatu tempat dengan temanmu, dia akan memintamu untuk mengirim foto dimana dan dengan siapa kamu saat itu.
6. Dia Hampir Selalu Ikut Kemana Pun Kamu Pergi
Sadisnya lagi, dia selalu saja minta untuk ikut bersamamu saat kamu ingin pergi ke suatu tempat. Meskipun kamu sudah mengatakan bahwa kamu akan pergi dengan teman-teman perempuanmu.
7. Mengatur dengan Siapa Kamu Bisa Berteman
Tanda lain adalah dia mulai mengatur ruang lingkup pertemananmu. Dia seolah memiliki wewenang penuh untuk mengatur dengan siapa kamu boleh berteman. Dan kamu harus menuruti apa yang dia katakan.