Setelah kata putus yang kusampaikan, kamu memang terlihat selalu menghindar. Bahkan memandangku saja sepertinya enggan. Ya aku sadar ini tentu membuatmu terluka. Tapi bukankah memberitahumu sekarang jauh lebih baik?
Dibuat nyaman selama bertahun-tahun, tentu jadi hal yang selalu aku kenang. Bahkan kemarin kamu memang sempat jadi bagian dari nafas yang kuhembuskan. Tapi sesuatu diluar kendali terjadi begitu cepat. Hingga aku merasa kamu tak lagi orang yang tepat. Lalu salahkah aku, yang memilih memutuskanmu?
Dipikiranmu Ada Pihak Lain Yang Masuk Dalam Hidupku, Tak Apa Jika Kamu Menilaiku Begitu Tapi Bukan Berarti Demikian
Aku bisa mengerti mengapa kamu mendadak selalu melempar pandangan tiap kali bertemu. Setelah apa yang kuperbuat wajar memang jika kau balas begitu. Bahkan cerita yang kudengar dari beberapa teman, katamu keputusanku hanyalah alasan demi menyediakan ruang untuk hati yang lain.
Meski sudah kucoba menjelaskan, ini memang bukan waktu yang pas untuk membuatmu paham. Tapi setidaknya berikan aku sedikit saja ruang untuk menjelaskan, bahwa semua ini adalah murni keputusanku. Bukan karena kamu atau orang lain, ini karena aku.
Meski Terkesan Mendadak, Sebenarnya Keputusan Ini Sudah Lama Ingin Aku Sampaikan
Bukan tak melalui pertimbangan, hal ini tentu sudah lama aku pikirkan. Dengan pertimbangan tak ingin dianggap terlalu egois, aku memang memilih diam dalam beberapa waktu. Sayangnya romantisme yang masih kita jalankan tak lantas mengembalikan rasa yang memang telah hilang.
Lantas apa yang harus aku perbuat? Pertanyaan ini jadi sesuatu yang aku pikirkan selama berbulan-bulan. Hingga akhirnya memantapkan hati untuk menyampaikannya kepadamu. Aku tentu kasihan, tapi sepertinya kata kasihan akan jauh lebih membuatmu lebih parah jika harus kusembunyikan lebih lama. Maaf jika ingin membuatmu terkejut, tapi kurasa ini adalah waktu yang paling tepat.
Disatu Sisi Aku Merasa Kasihan Tapi Tak Juga Mampu Berbohong Terus-Terusan
Kamu tentu tahu bahwa hubungan yang kita jalankan ini, sudah tampak seperti pesta dansa. Dirimu memang masih menari dengan baik, tapi tidak dengan diriku yang mungkin akan menginjak kakimu berkali-kali.
Diawal hubungan kita memang terlihat serasi, lambat laun aku sadar. Jika selama ini salah satu diantara kita hanyalah berusaha terlihat sepadan. Dengan dalih tak ingin menyakiti, aku mungkin bisa tetap bertahan. Tapi bagaimana nasib kita diakhir cerita? Sungguh tak bisa kubayangkan.
Silahkan Marah Dan Membenciku Hingga Kelak Kamu Kan Menyadari Semuanya Tanpa Kuberi Tahu
Jika harus bertukar posisi, saat ini aku juga akan melakukan hal yang sama denganmu. Membangun dinding pembatas pada dia yang melukai hati, dan berharap tak akan bertemu lagi. Kamu bebas melakukan apa pun yang kamu mau saat ini. Jika dengan pola seperti itu mampu membuatmu melupakan rasa kecewa, lakukanlah! Sungguh aku tak akan keberatan.
Cinta yang kita punya kemarin mungkin mengalahkan segalanya, tapi tak terasa cukup untuk mempertahankan hubungan yang ada. Mungkin bukan sekarang, tapi esok kau akan lebih mengerti. Bahwa hubungan kita kemarin, telah ditumbuhi beberapa jurang tajam yang tak mungkin untuk dilewati lagi. Sekeras apa pun aku dan kamu berusaha.
Dan Maafkan Aku Yang Memilih Memutuskanmu, Aku Tak Ingin Terus Bersama Hanya Karena Kasihan Padamu
Bila boleh jujur hubungan yang kita jalani memang sudah tak membuatku nyaman. Dan tak hanya aku saja, sinyal ketidakcocokan itu juga terlihat ada pada dirimu. Mungkin kita hanya dua orang yang saling memaksakan diri untuk tetap mempertahankan hubungan.
Aku tahu keputusan ini tentu menyakitimu, bahkan kurasa juga menyakitiku. Tapi aku tak ingin menyerahkan masa depan yang kupunya hanya karena kasihan. Berpisah sekarang akan jauh lebih baik, daripada harus menunggu lebih lama. Meski telah membuatmu terluka, setidaknya ini jauh lebih baik daripada harus berbohong berlama-lama.

Leave a Reply
Kalau 7 Hal Ini Sudah Kamu Miliki, Harusnya Menikah Muda Tak Lagi Menyakiti Hati

Mengikat diri dalam hubungan yang sakral dengan pasangan adalah sebuah keputusan besar. Ketika itu sudah terpenuhi, itu artinya kita sudah berjanji untuk saling setia sehidup semati. Jika kamu pikir ini adalah perkara biasa, tentu kamu salah. Butuh kesiapan yang matang dan bekal yang banyak agar nanti tak menyesal.
Tapi diusia yang masih terbilang muda, menikah sering jadi momok mengerikan yang banyak dihindari orang. Selain alasan kesiapan, ekspektasi yang tak sesuai disebut-sebut sebagai alasan untuk tak buru-buru menerima lamaran atau meminang pacar. Akan tetapi, ada hal lain yang juga perlu dibaca. Tentang beberapa kesiapan dan keyakinan yang bisa dijadikan alasan untuk menikah muda. Kira-kira apa saja ya?
Walau Tak Selalu Ada, Kamu Yakin Bisa Merasa Aman Setiap Kali Bersamanya
Sebelum yakin untuk menikah, kamu jelas perlu yakin pada pasanganmu dulu. Benarkan ia bisa menjadi sosok yang menyayangi dan mencintaimu setulus hati. Bisa jadi teman berbagi, dalam suka maupun duka. Karena biasanya, meski manis saat berpacaran ia bisa saja berubah ketika sudah menjadi suami atau istiri. Itulah penting untuk mengenalinya lebih dalam lagi.
Maka jika ternyata dirimu sudah meyakini, bahwa dia adalah orang yang bisa kamu percayai. Tak ada salahnya, jika memang ingin menikah pada usia yang masih muda.
Bersamanya Kamu Terus Belajar dan Tak Perlu Merasa Butuh Jadi yang Paling Benar
Akan menjalani hidup berdua, kamu dan dia akan menemukan berbagai macam tantangan. Dan bagaimana kalian tetap saling menguatkan adalah hal yang perlu dipertahankan. Nah, kayakinan lain yang juga perlu kamu lihat dan pelajari lagi, adalah kemampuannya jadi teman hidup yang mumpuni.
Dengannya kamu terus berkembang, berubah ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Tak lagi egois karena mementingkan diri sendiri, kini kamu paham bagaimana meredam emosi tatkala hati sedang dan bisa diajak kompromi.
Sudah Mantap Memahami Diri Sendiri Akan Membantumu untuk Memahami Dia yang Kau Cintai
Yap, sebelum menikah, pastikan dulu jika kamu bisa memahami dirimu dengan baik. Kamu tahu apa yang kamu mau, berbicara jika memang ada yang tak disukai. Dan tak perlu gengsi untuk mengatakan apa yang sebenarnya perlu disampaikan. Kemampuanmu memahami diri sendiri, jelas sangat membantu. Dengan begitu kamu akan semakin belajar lagi, untuk bisa menerka apa yang kelak ia mau. Percayalah, saling memahami adalah kunci sukses sebuah hubungan pernikahan.
Tanpa Harus Diminta, Kamu dan Pasangan Selalu Bersedia untuk Mendengarkan Keluh Kesah
Tidak hanya tentang hal-hal yang membuat bahagia, kelak kalian akan bertemu dengan berbagai macam persoalan berat yang jadi beban. Pasanganmu mungkin akan terlibat konflik dengan teman kerja, kamu yang juga mendadak bermalasah dengan sahabat SMA, hingga persoalan individu lain yang tadinya hanya kita saja yang merasa.
Nanti, karena sudah menjadi suami dan istri. Kalian pun akan berbagi, mendengar ketika yang satu bicara, atau berbicara ketika yang lain sedang mendengar dengan seksama. Tak selalu inginkan soluasi, terkadang pasangan hanya butuh didengar dan ditemani.
Ragu dan Curiga Itu Perkara Biasa, Namun Kalian Selalu Menemukan Cara untuk Menghalaunya
Meski sudah yakin dengan si dia, beberapa kali di kehidupan setelah menikah. Kamu mungkin akan ragu dengan pasanganmu, curiga kalau si dia melakukan sesuatu yang mencurangi hubungan. Tak perlu khawatir, rasa curiga dan keraguan yang kamu miliki adalah sesuatu yang biasa.
Hal lain yang jauh lebih penting adalah kemampuan kalian berdua untuk bisa menghalaunya. Untuk itu, tak hanya berdoa agar diberi kebahagian saja. Kamu juga perlu untuk meminta diberi kemampuan dalam hal mengusir keraguan pada pasangan.
Mengontrol Diri Itu Wajib, Kalian Tahu Kapan Harus Bersikeras Menantang dan Kapan Harus Diam
Pertengkaran yang terjadi selama pacaran, bisa dipakai jadi ajang pembelajaran untuk kehidupan setelah menikah. Kalian pasti akan bertentangan, tapi di lain hal juga sering sepaham. Kamu perlu untuk menentukan sikap dan tindakan dalam hal menghadapi si dia.
Pastikan diri mampu menselaraskan keinginan, dan bisa saling mengerti setiap kali ada pertentangan dalam hubungan. Kalau kemapuan ini sudah kamu miliki, menikah tak selalu jadi sesuatu yang sulit lagi.
Dan Kamu Yakin Dia Adalah Sumber Bahagia yang Terus Mengubah Hidup Lebih Baik dari Sebelumnya
Sudah merasa mantap dalam hal menemukan dia yang menjadi sumber bahagia. Kamu percaya bersama dia, ada bahagia lain yang terus selalu ada. Ia jadi tempat berbagi, menemani semua langkahmu setiap hari. Dengannya kamu tak lagi merasa sepi, karena bagimu ia adalah mentari yang selalu memberi terang dan kehangatan di setiap kesusahan yang kamu rasakan.
Menikah memang bukanlah keputusan remeh, kamu perlu mempersiapkan banyak hal untuk bisa melenggang ke pelaminan. Tapi lebih daripada itu, selain kesiapan mental dan finansial. Beberapa hal yang sedari tadi sudah dijelaskan, bisa jadi alasan mengapa akhirnya kamu mantap untuk memutuskan menikah muda.