Semuanya tentu setuju jika putus cinta jadi babak pedih untuk kehidupan seseorang. Dan melupakan dia yang kemarin kita cintai, tentu bukanlah perkara mudah. Hasilnya kita sering berupaya keras agar bisa melupakannya dengan segera. Entah itu dengan menangis, hingga pergi berlibur demi membahagiakan diri.
Bahkan menurut sebuah studi yang dimuat di The Journal of Positive Psychology, butuh durasi waktu 11 minggu untuk kita bisa menerima perpisahan dan menyadari manfaat positifnya. Tapi bagaimana jika ternyata sudah lebih dari 11 minggu, kamu masih lelap dalam bayang-bayang mantan?
Segala Sesuatu Hadir dengan Maknanya, Termasuk Sedih yang Kamu Rasa
Kehilangan tentu bukanlah sesuatu yang mudah. Bohong jika kamu akan bilang dirimu akan baik-baik saja! Bisa jadi cerita ini, justru jadi sesuatu yang membuat luka kian dalam. Tapi lupakan dulu kesakitanmu, coba hitung sudah berapa banyak pelajaran yang bisa kamu dapat saat masih bersamanya.
Karena biar bagaimana pun tidak ada kejadian yang tak bermakna, begitu pula dengan sakit yang kini sedang ingin kamu sembuhkan. Diawal cerita kamu mungkin akan merasa tak akan mampu untuk melaluinya, padahal itu hanyalah ketakutanmu saja. Daripada harus terus meratapi semua kejadian yang terasa sangat menyakitkan. Lebih baik penuhi hari dengan hal-hal yang akan membantumu berpikir lebih jernih. Termasuk mensyukuri hal-hal yang katamu sakit.
Toh Tanpanya Kamu Juga Masih Bisa Hidup Seperti Biasa
Kamu memang akan sendiri, karena dia yang tadinya menemani harimu akhirnya pergi. Perlahan kamu mulai berpikir akan hal-hal yang selama ini kamu takutkan. Mulai dari caramu untuk melupakannya hingga bagaimana hidupmu tanpanya. Kamu harus ingat, dari sekian banyaknya umat manusia, kamu bukanlah satu-satunya orang yang merasakan hal itu.
Tengok kembali bagaimana kamu dulu sebelum bertemu dengannya. Toh tanpa dia, dulu kamu bisa tertawa dan bahagia. Masih sama seperti dulu, ada keluarga dan sahabat yang selalu siap sedia untuk mendengarkan keluh kesahmu. Sebaliknya, terus menerus menaruh harap pada rasa yang sudah hilang hanya akan membuatmu jadi orang yang merugi.
Tak Usah Mengutuki Diri Sendiri, Jika Ternyata Dirinyalah yang Memilih Pergi
Kita mungkin telah salah, pernah mempercayakan hati pada dirinya. Kisah bersamanya memang cukup membuat kita bingung. Satu persatu pertanyaan pun mungkin akan muncul. Bagaimana mungkin dia yang kemarin berjanji untuk bersama, bisa pergi begitu saja. Tanpa sadar, kita kerap meloncarkan beberapa kata yang mengisyarakatkan ketidaksetujuan atas apa yang terjadi. Bahkan menyalahkan diri sendiri.
Besarnya cintamu mungkin tak perlu dipertanyakan, tapi untuk bisa terus bertahan cinta saja tak cukup Kawan. Kamu harus sedikit bijak untuk menyikapinya. Jika ternyata dirinyalah yang memutuskan untuk pergi. Untuk apa kamu tangisi lagi?
Kamu Mungkin Masih Mencintainya, Tapi Kembali Bersama dengan Akhir yang Serupa, Untuk Apa?
Tetap berharap pada cintanya hanya akan membuang-buang waktumu saja. Coba hitung kembali sudah berapa banyak tenaga dan pikiran yang kamu korbankan hanya untuk berharap dirinya kembali. Bukan tak percaya pada kekuatan cinta yang katanya mampu mengalahkan segalanya. Namun, terlihat bodoh hanya karena cinta bukanlah pilihan yang tepat tentunya.
Berdiri ditempat yang sama hanya untuk kisah yang serupa adalah kebodohan yang seharusnya tak kamu lakukan. Karena kamu sendiri sudah bisa menebak, kembali bersama hanya akan membuatmu terjebak pada luka yang sama.
Terlalu Sibuk Memikirkan Dirinya, Justru Membuatmu Kehilangan Jati Dirimu
Percaya atau tidak, hubunganmu dengan si dia nampaknya bukanlah sesuatu yang benar. Dirimu yang sekarang bukan lagi kamu yang dulu. Kekuatan yang tadinya bisa dibanggakan jadi hilang hanya karena terus berharap pada rasa yang sebenarnya sudah musnah. Ingat kembali nilai positif apa yang sudah dia tinggalkan untukmu, dari kisah bersamanya. Jika ternyata tidak ada sama sekali, itu berarti kamu mencintai orang yang salah. Titik!
Tak ada yang mampu untuk ditawar lagi. Terus bertahan bersama dengan rasa sayang kamu miliki hanya akan membuatmu kehilangan banyak kesempatan lain. Karena secara tak langsung, sikapmu yang masih menunggu dia jadi benteng yang kamu bentuk sendiri, hingga tak ada orang lain yang mau mendekatimu.
Daripada Terus Menerus Menyirami Rasa yang Sudah Tak Ada, Cobalah Buka Dirimu Untuk Orang yang Berbeda
Perpisahan tentu bukanlah sesuatu yang kita pikirkan sebelumnya. Bahkan jika boleh meminta, kita tentu ingin hidup bahagia setiap hari dengan orang-orang yang kita cintai. Akan tetapi, perpisahan terjadi begitu saja. Tanpa bisa menolak atau menghindar, perpisahan bisa menghampiri hubungan kita kapan pun.
Tak ada yang bisa mengatakan bahwa cinta itu adalah sebuah ketulusan yang sederhana. Karena cinta memang tak sesederhana yang kita kira. Ada berbagai macam, kegagalan yang akan kita temui. Termasuk kegagalan dalam hal membina hubungan dengan seseorang.
Diri ini hanya butuh yakin dan percaya, bahwa setiap orang pernah mengalami luka. Tapi bagaimana sikap yang selanjutnya akan dilakukan, tentu jadi tugas kita. Tak perlu langsung terburu-buru, berjalanlah sebisamu untuk hilang dari dia yang telah menyakitimu. Buktikan pada dirinya bahwa kamu juga bisa bahagia.

Leave a Reply
Kalau 7 Hal Ini Sudah Kamu Miliki, Harusnya Menikah Muda Tak Lagi Menyakiti Hati

Mengikat diri dalam hubungan yang sakral dengan pasangan adalah sebuah keputusan besar. Ketika itu sudah terpenuhi, itu artinya kita sudah berjanji untuk saling setia sehidup semati. Jika kamu pikir ini adalah perkara biasa, tentu kamu salah. Butuh kesiapan yang matang dan bekal yang banyak agar nanti tak menyesal.
Tapi diusia yang masih terbilang muda, menikah sering jadi momok mengerikan yang banyak dihindari orang. Selain alasan kesiapan, ekspektasi yang tak sesuai disebut-sebut sebagai alasan untuk tak buru-buru menerima lamaran atau meminang pacar. Akan tetapi, ada hal lain yang juga perlu dibaca. Tentang beberapa kesiapan dan keyakinan yang bisa dijadikan alasan untuk menikah muda. Kira-kira apa saja ya?
Walau Tak Selalu Ada, Kamu Yakin Bisa Merasa Aman Setiap Kali Bersamanya
Sebelum yakin untuk menikah, kamu jelas perlu yakin pada pasanganmu dulu. Benarkan ia bisa menjadi sosok yang menyayangi dan mencintaimu setulus hati. Bisa jadi teman berbagi, dalam suka maupun duka. Karena biasanya, meski manis saat berpacaran ia bisa saja berubah ketika sudah menjadi suami atau istiri. Itulah penting untuk mengenalinya lebih dalam lagi.
Maka jika ternyata dirimu sudah meyakini, bahwa dia adalah orang yang bisa kamu percayai. Tak ada salahnya, jika memang ingin menikah pada usia yang masih muda.
Bersamanya Kamu Terus Belajar dan Tak Perlu Merasa Butuh Jadi yang Paling Benar
Akan menjalani hidup berdua, kamu dan dia akan menemukan berbagai macam tantangan. Dan bagaimana kalian tetap saling menguatkan adalah hal yang perlu dipertahankan. Nah, kayakinan lain yang juga perlu kamu lihat dan pelajari lagi, adalah kemampuannya jadi teman hidup yang mumpuni.
Dengannya kamu terus berkembang, berubah ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Tak lagi egois karena mementingkan diri sendiri, kini kamu paham bagaimana meredam emosi tatkala hati sedang dan bisa diajak kompromi.
Sudah Mantap Memahami Diri Sendiri Akan Membantumu untuk Memahami Dia yang Kau Cintai
Yap, sebelum menikah, pastikan dulu jika kamu bisa memahami dirimu dengan baik. Kamu tahu apa yang kamu mau, berbicara jika memang ada yang tak disukai. Dan tak perlu gengsi untuk mengatakan apa yang sebenarnya perlu disampaikan. Kemampuanmu memahami diri sendiri, jelas sangat membantu. Dengan begitu kamu akan semakin belajar lagi, untuk bisa menerka apa yang kelak ia mau. Percayalah, saling memahami adalah kunci sukses sebuah hubungan pernikahan.
Tanpa Harus Diminta, Kamu dan Pasangan Selalu Bersedia untuk Mendengarkan Keluh Kesah
Tidak hanya tentang hal-hal yang membuat bahagia, kelak kalian akan bertemu dengan berbagai macam persoalan berat yang jadi beban. Pasanganmu mungkin akan terlibat konflik dengan teman kerja, kamu yang juga mendadak bermalasah dengan sahabat SMA, hingga persoalan individu lain yang tadinya hanya kita saja yang merasa.
Nanti, karena sudah menjadi suami dan istri. Kalian pun akan berbagi, mendengar ketika yang satu bicara, atau berbicara ketika yang lain sedang mendengar dengan seksama. Tak selalu inginkan soluasi, terkadang pasangan hanya butuh didengar dan ditemani.
Ragu dan Curiga Itu Perkara Biasa, Namun Kalian Selalu Menemukan Cara untuk Menghalaunya
Meski sudah yakin dengan si dia, beberapa kali di kehidupan setelah menikah. Kamu mungkin akan ragu dengan pasanganmu, curiga kalau si dia melakukan sesuatu yang mencurangi hubungan. Tak perlu khawatir, rasa curiga dan keraguan yang kamu miliki adalah sesuatu yang biasa.
Hal lain yang jauh lebih penting adalah kemampuan kalian berdua untuk bisa menghalaunya. Untuk itu, tak hanya berdoa agar diberi kebahagian saja. Kamu juga perlu untuk meminta diberi kemampuan dalam hal mengusir keraguan pada pasangan.
Mengontrol Diri Itu Wajib, Kalian Tahu Kapan Harus Bersikeras Menantang dan Kapan Harus Diam
Pertengkaran yang terjadi selama pacaran, bisa dipakai jadi ajang pembelajaran untuk kehidupan setelah menikah. Kalian pasti akan bertentangan, tapi di lain hal juga sering sepaham. Kamu perlu untuk menentukan sikap dan tindakan dalam hal menghadapi si dia.
Pastikan diri mampu menselaraskan keinginan, dan bisa saling mengerti setiap kali ada pertentangan dalam hubungan. Kalau kemapuan ini sudah kamu miliki, menikah tak selalu jadi sesuatu yang sulit lagi.
Dan Kamu Yakin Dia Adalah Sumber Bahagia yang Terus Mengubah Hidup Lebih Baik dari Sebelumnya
Sudah merasa mantap dalam hal menemukan dia yang menjadi sumber bahagia. Kamu percaya bersama dia, ada bahagia lain yang terus selalu ada. Ia jadi tempat berbagi, menemani semua langkahmu setiap hari. Dengannya kamu tak lagi merasa sepi, karena bagimu ia adalah mentari yang selalu memberi terang dan kehangatan di setiap kesusahan yang kamu rasakan.
Menikah memang bukanlah keputusan remeh, kamu perlu mempersiapkan banyak hal untuk bisa melenggang ke pelaminan. Tapi lebih daripada itu, selain kesiapan mental dan finansial. Beberapa hal yang sedari tadi sudah dijelaskan, bisa jadi alasan mengapa akhirnya kamu mantap untuk memutuskan menikah muda.