Menilai orang lain secara sepihak tanpa kenal dulu sama saja kalau kamu berarti menghakimi. Kita sering kali punya standar sendiri menilai sifat orang, padahal belum tentu apa yang kamu pandang baik, bisa jadi sedang bersiap menusukmu dari belakang dan yang kamu pandang perusak, adalah orang yang sedang menyelamatkanmu.
Karenanya, supaya kamu pun tak salah paham, tinggalkanlah kebiasaan kita yang suka asal menilai. Sadar tak sadar pasti kamu pernah menjadikan lima hal ini sebagai standar saat menilai seseorang.
Penampilan Hanyalah Bentuk Ekspresi Seseorang, Untuk Apa Menilainya Hanya dari Luarnya Saja?
Misalnya saat seseorang memakai baju terlalu terbuka atau terlalu tertutup, bukan berarti kamu bisa menilainya hanya berdasarkan pakaiannya saja. Karakter seseorang tak bisa tercermin hanya dari luarnya saja. Toh “koruptor” memakai dasi dan jas serta dihormati banyak orang.
Berpikirlah cerdas, jangan sampai tertipu hanya dari penampilannya yang baik. Memang, kita tidak bisa bilang yang pakaiannya seperti preman berati orang baik, tapi setidaknya tak usah menghakimi gaya berpakaian orang lain dan mengkaitkannya dengan asumsimu mengenai karakternya.
Tak Satu Orangpun Bisa Memilih Keluarga Mana untuk Mereka, Karenanya, Berhentilah Menghakimi Latar Belakang Keluarga
Kamu tak bisa menentukan karakter seseorang hanya karena dia berasal dari keluarga apa, siapa orangtuanya, dan berbagai latar belakang keluarga lainnya. Mungkin dulunya orangtuanya terkenal punya perangai buruk, tapi bisa jadi dia tidak seperti orangtuanya yang jahat. Intinya, kamu tak bisa memukul rata sifat asli seseorang hanya dari faktor latar belakang keluarganya. Kenali dulu.
Soal Tingkat Kepintaran Seseorang, Hal Itupun Tak Bisa Jadi Tolok Ukurmu Dalam Menilai Sifat Seseorang
Bukan berarti karena nilainya baik, dikenal pintar, ia pun bisa lebih diterima di pergaulan. Sementara yang suka kesulitan menangkap materi atau pelajaran tertentu, dia jadi dianggap bodoh sehingga tak perlu ditemani. Ketahuilah, menilai seseorang hanya dari kepintarannya hanya dilakukan oleh orang bodoh dan berpikiran sempit.
Setiap Orang Pernah Melakukan Kesalahan di Masa Lalu, Tak Seorangpun Berhak Memandang Orang Lain Sebelah Mata Hanya Karena Kesalahan Pribadinya
Semua orang bersalah, kamu juga. Tidak ada yang bisa menghindar dari kesalahan. Makanya, kesalahan tidak bisa dijadikan acuan untuk menilai seseorang. Hanya karena dia pernah salah, bukan berarti dia tidak akan berubah. Di lain sisi, mungkin saat ini dia berubah, tak lagi melakukan kesalahan yang sama. Bagaimanapun, terkadang, apa yang kamu pikirkan tentang seseorang itu bukanlah orang itu yang sebenarnya.
Uang, Kedudukan, dan Jabatan Tak Bisa Jadi Patokan Pasti Menentukan Sifat Seseorang
Uang, kedudukan dan jabatan tidak bisa menentukan apakah orang itu baik atau tidak. Faktanya, tidak ada satu manusiapun yang bisa melihat isi hati orang lain. Jangan gelap mata dan memperlakukan orang yang kaya berbeda dengan orang yang biasa saja. Kalau kamu memperlakukan orang lain dengan baik hati hanya karena kamu tahu dia punya banyak materi, lantas apa bedanya kamu dengan penjilat?
Tidak baik menghakimi seseorang dan langsung menentukan orang itu jahat hanya karena satu atau dua kesalahan yang dia lakukan. Lebih baik, kamu mencoba untuk mengenal orang itu dulu sebelum berpikiran macam-macam. Kamu juga pasti tahu, kalau kamu tidak mau dihakimi, maka jangan menghakimi.

Leave a Reply

Dalam sebuah hubungan sikap posesif memang terkadang diperlukan. Tetapi jika hal itu berlebihan, bukannya malah membuat hubungan dalam keadaan baik justru malah membuat hubungan terancam bubar. Nah, buat kamu para perempuan yang memiliki pasangan dengan tujuh tanda ini, kamu tak harus mempertahankkanny. Sikap posesifnya terlalu berlebihan padamu.
1. Memeriksa Ponsel dan Kegiatanmu Setiap Kali Bertemu
Hal ini adalah salah satu tanda bahwa pasanganmu tergolong terlalu posisif padamu. Dia selalu mengecek ponselmu setiap kali bertemu. Mungkin kamu dan dia memang sepasang kekasih, namun privasi tentu saja tetap dibutuhkan bukan?
2. Mewajibkanmu Melapor Saat Ingin Pergi Kemana dan Bersama Siapa
Dia selalu memintamu untuk melapor setiap kali kamu ingin pergi ke suatu tempat. Tak hanya ingin tahu kemana kamu pergi, dia juga harus tahu dengan siapa kamu pergi. Pertanyaan yang dia ajukan setiap kali kamu ingin pergi layaknya sebuah pertanyaan interogasi.
3. Selalu Cemburu dengan Semua Laki-laki yang Ada di Dekatmu
Meski kamu sudah mengatakan bahwa laki-laki lain itu hanyalah teman atau saudara jauh misalnya, dia tetap saja cemburu. Dia selalu marah saat kamu terlihat dekat dengan laki-laki lain. Kecemburuannya ini juga sering muncul tanpa sebuah alasan yang jelas.
4. Menganggap Mantanmu Sebagai Musuh
Tak hanya teman-temanmu yang menjadi sasaran kecemburuannya. Dia bahkan menjadikan mantanmu sebagai sosok musuh baginya. Meskipun sudah jelas bahwa hubunganmu dengan mantanmu sudah berakhir dan baik kamu maupun mantanmu tak memiliki niat sedikit pun untuk kembali bersama.
5. Meragukan Perkataanmu
Dia tak sepenuhnya percaya pada apa yang kamu katakan. Misalnya saat kamu sedang di suatu tempat dengan temanmu, dia akan memintamu untuk mengirim foto dimana dan dengan siapa kamu saat itu.
6. Dia Hampir Selalu Ikut Kemana Pun Kamu Pergi
Sadisnya lagi, dia selalu saja minta untuk ikut bersamamu saat kamu ingin pergi ke suatu tempat. Meskipun kamu sudah mengatakan bahwa kamu akan pergi dengan teman-teman perempuanmu.
7. Mengatur dengan Siapa Kamu Bisa Berteman
Tanda lain adalah dia mulai mengatur ruang lingkup pertemananmu. Dia seolah memiliki wewenang penuh untuk mengatur dengan siapa kamu boleh berteman. Dan kamu harus menuruti apa yang dia katakan.