Pernahkah kamu merasa terbebani dengan apa yang ada di sekelilingmu? Entah karena tuntutan pekerjaan, keluarga, atau bahkan pasangan. Semakin bertambahnya usia, rasanya bukan semakin sejahtera, yang ada justru seringkali tercekat oleh sukarnya fase kehidupan yang harus kamu rasakan. Belum lagi masalah demi masalah yang datang silih berganti, kamu pun membatin, rasanya problematika seakan tak berujung.
Mungkin ini yang dinamakan quarter life crisis, yaitu kondisi dimana kamu dituntut untuk menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. Fase ini datang di sekitaran umurmu sekarang yang tak lagi belia. Ya, kamu tak lagi bergantung pada orangtua, sebab nyatanya pada fase ini kamulah yang jadi pemeran utama. Terpenting, jangan sampai kamu kehilangan arah sampai bingung harus berbuat apa saja.
Coba Ingat Lagi, Sepanjang Usiamu hingga Hari Ini, Apa Saja yang Telah Kamu Lewati? Sudahkah Kamu Mengucap Syukur Atas Hidupmu Selama Ini?
Sudahkah kamu mengucap syukur hari ini? Perihal apa pun. Entah karena kesehatan, umur panjang, makanan, rejeki, hingga teman-teman? Sepanjang usia hingga hari ini bukanlah waktu yang sebentar. Kamu pun masih dalam perjalanan meraih tujuan hidupmu, dimana untuk mencapainya jelas memerlukan kerja keras, usaha, dan tekad yang kuat. Hal-hal semacam ini apabila kembali diingat, akan membuatmu menyadari kalau hidup ini tak sepenuhnya berbeban berat.
Dengan bersyukur dan mengingat kembali bagaimana kamu bekerja keras selama ini, bukan hanya sebagai bentuk rasa syukur, tapi juga untuk memacu semangatmu agar kamu ingat bahwa untuk menjalani hidup yang dibutuhkan adalah mental yang kuat.
Saat Sedang Berbeban Berat, Janganlah Dipendam Sendiri Hingga Kepala Terasa Penat
Ini yang paling sering terjadi. Kamu selalu mengira memendam masalah seorang diri adalah keputusan yang tepat dan tak akan merepotkan pihak manapun. Padahal, memiliki seseorang yang bisa dijadikan tempat curhat sejatinya sangatlah penting. Kamu tak perlu merasa sungkan atau tak enak hati, karena faktanya teman yang baik akan selalu bersedia mendengarkan setiap kisahmu.
Kamu perlu tahu, dengan membagi cerita kepada orang yang kamu percaya, setidaknya beban pikiranmu bisa sedikit berkurang dan kamu akan merasa lega. Memang sudah seharusnya setiap emosi yang ada di dalam diri perlu dikeluarkan agar pikiranmu tenang.
Sekalipun Kamu Sedang Nestapa Karena Cinta, Sadarilah Bahwa Kamu Masih dalam Genggaman Sang Pencipta
Putus cinta nyatanya bisa membuat seseorang jadi merana. Semula bahagia tak terkira, tapi ujungnya cinta hanya membawa luka. Percayalah, memiliki hubungan serius di usiamu sekarang memang penuh ujian. Saat mendapatkan yang dirasa cocok, kamu pun akan mati-matian mempertahankan. Tapi seringkali takdir berkata lain.
Dia ternyata bukan jodoh yang selama ini kita cari. Entah kita yang meninggalkan atau ditinggalkan, dua-duanya tetap menyesakkan. Pada akhirnya, kamu pun dirundung nestapa. Di fase yang seperti ini, mungkin kamu akan merasa hidupmu begitu berbeban berat. Tapi sadarilah, kamu tidak sendiri. Di luar sana pun pasti ada yang merasakan patah hati, mungkin jauh lebih sakit dari yang kamu alami. Percayalah, kamu masih dalam genggaman Sang Pencipta dan yang pasti, dia tak akan melepaskanmu.
Menyadari Hidup yang Terus Berputar Seperti Roda, Maka Jalanilah dengan Sebagaimana Mestinya
Kunci kehidupan yang bahagia adalah selalu bersyukur dalam situasi dan kondisi apa pun. Sekalipun ketika kamu sedang berada di titik terendah hidupmu. Tetaplah bersyukur untuk setiap hal yang kamu miliki. Ujian yang berat, tetaplah jalani. Tak perlu menyerah apa lagi merasa jengah. Hidup ini seperti roda dimana perputaran pasti akan terjadi. Kamu tak akan selalu berada dibawah. Cukup jalani hidupmu dengan sebagaimana mestinya.
Masalah silih berganti, teman-teman juga mulai datang dan pergi, dan pada akhirnya kamu akan sadar bahwa masih banyak di luar sana yang tidak seberuntung kamu. Kalaupun diterpa ujian dan masalah besar, anggaplah hal itu sebagai salah satu proses pendewasaan diri, bukan sesuatu yang membuat kamu jatuh dan terpuruk.
Terpenting, Janganlah Jauh Dari Keluarga, Sebab Tanpa Mereka, Kamu Bukan Siapa-siapa, dan Hidupmu Tak Berarti Apa-apa
Pada akhirnya, sejauh apa pun kita berpetualang, akan tetap kembali kepada keluarga. Merekalah yang akan menerimamu secara utuh dan apa adanya. Kalau selama ini kamu sudah terbiasa hidup seorang diri dan merasa kamu telah mandiri, tetap utamakan dan jadikan keluarga selalu ada di hati. Sebesar apa pun masalah yang tengah kamu hadapi, keluarga akan senantiasa membantu kamu melewatinya. Karenanya, janganlah kamu berkonflik dengan keluarga karena merekalah yang jauh lebih mengenalmu, kalau tidak ada mereka, akan kemanakah kakimu melangkah bila ada masalah?

Leave a Reply
Kalau 7 Hal Ini Sudah Kamu Miliki, Harusnya Menikah Muda Tak Lagi Menyakiti Hati

Mengikat diri dalam hubungan yang sakral dengan pasangan adalah sebuah keputusan besar. Ketika itu sudah terpenuhi, itu artinya kita sudah berjanji untuk saling setia sehidup semati. Jika kamu pikir ini adalah perkara biasa, tentu kamu salah. Butuh kesiapan yang matang dan bekal yang banyak agar nanti tak menyesal.
Tapi diusia yang masih terbilang muda, menikah sering jadi momok mengerikan yang banyak dihindari orang. Selain alasan kesiapan, ekspektasi yang tak sesuai disebut-sebut sebagai alasan untuk tak buru-buru menerima lamaran atau meminang pacar. Akan tetapi, ada hal lain yang juga perlu dibaca. Tentang beberapa kesiapan dan keyakinan yang bisa dijadikan alasan untuk menikah muda. Kira-kira apa saja ya?
Walau Tak Selalu Ada, Kamu Yakin Bisa Merasa Aman Setiap Kali Bersamanya
Sebelum yakin untuk menikah, kamu jelas perlu yakin pada pasanganmu dulu. Benarkan ia bisa menjadi sosok yang menyayangi dan mencintaimu setulus hati. Bisa jadi teman berbagi, dalam suka maupun duka. Karena biasanya, meski manis saat berpacaran ia bisa saja berubah ketika sudah menjadi suami atau istiri. Itulah penting untuk mengenalinya lebih dalam lagi.
Maka jika ternyata dirimu sudah meyakini, bahwa dia adalah orang yang bisa kamu percayai. Tak ada salahnya, jika memang ingin menikah pada usia yang masih muda.
Bersamanya Kamu Terus Belajar dan Tak Perlu Merasa Butuh Jadi yang Paling Benar
Akan menjalani hidup berdua, kamu dan dia akan menemukan berbagai macam tantangan. Dan bagaimana kalian tetap saling menguatkan adalah hal yang perlu dipertahankan. Nah, kayakinan lain yang juga perlu kamu lihat dan pelajari lagi, adalah kemampuannya jadi teman hidup yang mumpuni.
Dengannya kamu terus berkembang, berubah ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Tak lagi egois karena mementingkan diri sendiri, kini kamu paham bagaimana meredam emosi tatkala hati sedang dan bisa diajak kompromi.
Sudah Mantap Memahami Diri Sendiri Akan Membantumu untuk Memahami Dia yang Kau Cintai
Yap, sebelum menikah, pastikan dulu jika kamu bisa memahami dirimu dengan baik. Kamu tahu apa yang kamu mau, berbicara jika memang ada yang tak disukai. Dan tak perlu gengsi untuk mengatakan apa yang sebenarnya perlu disampaikan. Kemampuanmu memahami diri sendiri, jelas sangat membantu. Dengan begitu kamu akan semakin belajar lagi, untuk bisa menerka apa yang kelak ia mau. Percayalah, saling memahami adalah kunci sukses sebuah hubungan pernikahan.
Tanpa Harus Diminta, Kamu dan Pasangan Selalu Bersedia untuk Mendengarkan Keluh Kesah
Tidak hanya tentang hal-hal yang membuat bahagia, kelak kalian akan bertemu dengan berbagai macam persoalan berat yang jadi beban. Pasanganmu mungkin akan terlibat konflik dengan teman kerja, kamu yang juga mendadak bermalasah dengan sahabat SMA, hingga persoalan individu lain yang tadinya hanya kita saja yang merasa.
Nanti, karena sudah menjadi suami dan istri. Kalian pun akan berbagi, mendengar ketika yang satu bicara, atau berbicara ketika yang lain sedang mendengar dengan seksama. Tak selalu inginkan soluasi, terkadang pasangan hanya butuh didengar dan ditemani.
Ragu dan Curiga Itu Perkara Biasa, Namun Kalian Selalu Menemukan Cara untuk Menghalaunya
Meski sudah yakin dengan si dia, beberapa kali di kehidupan setelah menikah. Kamu mungkin akan ragu dengan pasanganmu, curiga kalau si dia melakukan sesuatu yang mencurangi hubungan. Tak perlu khawatir, rasa curiga dan keraguan yang kamu miliki adalah sesuatu yang biasa.
Hal lain yang jauh lebih penting adalah kemampuan kalian berdua untuk bisa menghalaunya. Untuk itu, tak hanya berdoa agar diberi kebahagian saja. Kamu juga perlu untuk meminta diberi kemampuan dalam hal mengusir keraguan pada pasangan.
Mengontrol Diri Itu Wajib, Kalian Tahu Kapan Harus Bersikeras Menantang dan Kapan Harus Diam
Pertengkaran yang terjadi selama pacaran, bisa dipakai jadi ajang pembelajaran untuk kehidupan setelah menikah. Kalian pasti akan bertentangan, tapi di lain hal juga sering sepaham. Kamu perlu untuk menentukan sikap dan tindakan dalam hal menghadapi si dia.
Pastikan diri mampu menselaraskan keinginan, dan bisa saling mengerti setiap kali ada pertentangan dalam hubungan. Kalau kemapuan ini sudah kamu miliki, menikah tak selalu jadi sesuatu yang sulit lagi.
Dan Kamu Yakin Dia Adalah Sumber Bahagia yang Terus Mengubah Hidup Lebih Baik dari Sebelumnya
Sudah merasa mantap dalam hal menemukan dia yang menjadi sumber bahagia. Kamu percaya bersama dia, ada bahagia lain yang terus selalu ada. Ia jadi tempat berbagi, menemani semua langkahmu setiap hari. Dengannya kamu tak lagi merasa sepi, karena bagimu ia adalah mentari yang selalu memberi terang dan kehangatan di setiap kesusahan yang kamu rasakan.
Menikah memang bukanlah keputusan remeh, kamu perlu mempersiapkan banyak hal untuk bisa melenggang ke pelaminan. Tapi lebih daripada itu, selain kesiapan mental dan finansial. Beberapa hal yang sedari tadi sudah dijelaskan, bisa jadi alasan mengapa akhirnya kamu mantap untuk memutuskan menikah muda.