Kita sedang berada pada zona yang tak lagi nyaman. Bukan mencinta atau dicinta, ini hanya sebuah kisah yang aku sendiri sedang mencari dimana letak ujungnya. Bersikap ingin menyenangkan diri, aku akan anggap ini sebagai bagian pelik yang memang harus dijalani. Tapi, bagaimana denganmu? Apakah juga sama?
Berdiri diatas jurang kebimbangan, pergi untuk saling melepas atau tetap berdiri demi hubungan. Orang lain mungkin akan menganggapku bodoh, tapi sesungguhnnya aku sendiri masih tak cukup paham atas situasi hatiku saat ini.
Ini memang jadi masa pembuktiaan, siapa kamu dan diriku sebenarnya. Satu hal yang berangsur kuyakini, kita ini bukanlah dua orang yang saling mencintai. Rasa sayang yang katanya jadi alasan untuk bertahan, justru jadi jebakan yang membuat kita saling menyakiti lebih dalam.
Bagi Sebagian Orang Cinta Mungkin Jadi Alasan Untuk Bertahan, Tapi Apakah Kita Juga Demikian?
Tidak Sayang, aku ingin jelaskan. Jika hal indah yang dulu kita nilai sebagai cinta, kini berangsur kehilangan arti yang sebenarnya. Perihal berkorban yang katamu adalah upaya untuk tetap bertahan, tentu tak akan kutentang. Sebagai buktinya, kamu bisa lihat sendiri bagaimana kerasnya aku berjuang.
Mari kita buka-bukaan, ini bukan perihal berdiri dan bertahan untuk saling menguatkan. Tapi bagaimana masa depan dari sebuah hubungan, yang nampaknya memang sudah tak berarah. Kegigihan yang dulu jelas terlihat, kini sinarnya tak lagi seterang dulu.
Kamu dan aku mungkin bisa bertahan untuk beberapa waktu, dengan alasan masih saling sayang dan ingin tetap bersama. Tapi benarkah itu?
Pertengkaran yang Terjadi Kerap Menghantam Hubungan, Tapi Kita Berdiam Diri dan Tak Lagi Peduli
Wajar memang, sebab hubungan kita bukanlah jalan bebas hambatan. Setidaknya selisih paham akan jadi bumbu pelengkap yang konon akan menguatkan hubungan sepasang kekasih. Kamu dan aku paham, jika hal-hal yang kerap kita pertentangkan sudah tak lagi pada batas yang benar.
Barangkali kita berdua memang sedang mengkhawatirkan kesendirian yang katanya menakutkan, untuk itu tetap berdiri berdampingan jadi pilihan. Padahal kita sendiri paham jika tak ada lagi alasan untuk saling menguatkan.
Tak ingin menempatkan diri pada posisi paling benar, kamu sendiri tentu paham dimana letak salah yang memang harusnya dibenahi.
Keputusan Untuk Menunggu Tentu Baik, Tapi Perlahan Membuat Hati Tercabik
Aku tak sedang ingin melayangkan protes, sebab tidak ada cinta yang tak akan menuai kecewa. Sepanjang perjalanan, hatiku selalu siap sedia jika akan tersakiti atau dikecewakan. Lalu bagaimana jika ternyata itu terjadi setiap hari? Haruskah kita akan tetap bersama?
Pertanyaan ini kulontarkan dengan harapan akan menemukan jawaban. Tapi bodohnya, aku sendiri tak tahu akan menjawab apa jika diberi pertanyaan serupa.
Kita menjadikan alasan menunggu sebagai tameng, padahal kita berdua paham jika hal yang harus diselesaikan sekarang adalah saling melepaskan. Bukan tetap beriringan tapi tak lagi sejalan.
Kita Berdua Sadar Jika Tak Lagi Saling Dikuatkan, Tapi Ada Rasa Enggan Untuk Menyuarakan Perpisahan
Tak ingin jadi pihak yang menyakiti dengan membuka suara untuk mengakhiri hubungan. Kamu dan aku diam untuk tetap tinggal. Anehnya hal ini tak bermanfaat apa-apa, baik untukku juga dirimu. Berdiam diri pada hubungan yang kita jalani, kini hanya sebagai simbol untuk status hubungan.
Orang lain mungkin bisa berkata jika kita ini adalah dua orang yang bahagia, karena tak pernah terlihat bersiteru dan bertengkar dihadapan mereka. Tapi kejadian yang sesungguhnya hanya kita berdua yang rasa.
Apakah kita benar-benar dengan bahagia, atau hanya tak ingin jadi tersangka hanya karena menyampaikan keinginan berpisah.
Hingga Pelan-pelan Menutup Tawaran Cinta Lain yang Dunia Telah Berikan
Pernah bertemu dan saling mencintai tentu jadi hal yang kusyukuri, akan tetapi nampaknya waktu yang diberikan oleh semesta tak cukup banyak untuk kita berdua. Karena akhir-akhirnya ini kita justru sedang tak bahagia meski masih bersama.
Kita masih bisa bahagia dan kembali mendapatkan cinta, dengan catatan mari saling melepas simpul tali yang kemarin kita ikatkan. Dan berita buruknya, aku dan kamu belum ingin melakukannya.
Aku dan Kamu Terjebak Pada Situasi yang Kerap Membolak-balikkan Hati
Hubungan ini bak buku yang ditulis oleh seorang yang tengah dirundung rindu. Bertele-tele dengan kalimat-kalimat indah, padahal yang ia butuh hanya bertemu dan mengungkapkan isi hatinya.
Hari ini aku bisa kembali Sayang, lalu besok kamu kembali berulah dan membuatku tak ingin bertahan. Dan situasi ini berlangsung hingga sekarang, kita terjebak pada situasi pelik yang kita ciptakan sendiri.
Berharap Ada Sesuatu yang Akan Hadir Jadi Penawar, Kita Malah Akan Sakit Lebih dalam
Ini tentu bukan salahku, bukan pula salahmu. Kita berdua hanya dipecundangi rasa untuk memiliki lebih lama. Padahal semesta telah memberi tanda, jika hubungan yang ada tak akan berakhir bahagia.
Dan benar saja, bukanlah tersenyum pada akhir cerita. Kita berdua malah memperoleh luka karena berdiam diri pada hubungan yang salah. Sebab sebesar apa pun rasa sayang yang kita punya, tak seharusnya kalah dengan logika.
Berpisah tak melulu jadi isyarat bahwa diri ini tak berperasaan, sebaliknya ini adalah wujud dari kedewasaan yang harusnya menyelematkan kita lebih cepat.

1 Comment
Leave a Reply

Untukmu yang tinggal di kawasan Jabodetabek, mungkin agak suntuk kalau menghabiskan waktu liburan atau akhir pekan hanya di sekitaran tempat tinggalmu. Ingin rasanya pergi sejenak ke luar kota demi menghilangkan kepenatan setelah lima hari dalam seminggu suntuk bekerja di Ibukota. Kota terdekat yang biasanya jadi tujuan warga Jabodetabek untuk berlibur ya salah satunya Bandung.
Berjarak sekitar 150 km dari Jakarta, Bandung menawarkan suasana yang kontras nan asri dibanding Jakarta. Meski tak dipungkiri, kemacetan kini juga mendera kota tersebut—terutama saat hari libur, tapi tak menyurutkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Bandung. Akhir pekan biasanya dipilih, terutama bila ada tanggal merah di hari Jumat, Bandung akan tumpah ruah oleh wisatawan asal Jabodetabek. Menariknya, kini kita tak lagi dipersulit untuk akses ke Bandung. Kamu sendiri, bagaimana? Kalau diminta memilih, kamu akan ke Bandung naik apa?
Naik KRL Disambung Kereta Ekonomi. Meski Memakan Waktu, Setidaknya Tak Memakan Banyak Biaya Perjalanan
Tahukah kamu kalau ongkos ke Bandung bisa bermodalkan kurang dari Rp 30 ribu? Untukmu yang terbiasa naik KRL, barangkali perlu mencoba. Karena ternyata pergi ke Bandung bisa dengan sambung-menyambung KRL sehingga tak memakan ongkos yang cukup banyak. Caranya, dari stasiun asalmu, kamu naik KRL hingga Stasiun Manggarai.
Dari stasiun Manggarai yang adalah stasiun transit, sambung lagi dengan menaiki KRL dengan tujuan akhir Stasiun Cikarang. Selanjutnya, dari Stasiun Cikarang kamu beralih ke kereta ekonomi Walahar jurusan Purwakarta dengan harga tiket Rp 6 ribu. Baru dari Purwakarta, kamu kembali naik kereta ekonomi Cibatuan menuju Bandung hanya dengan tarif Rp 8 ribu. Coba hitung, ongkos perjalananmu dari Jakarta menuju Bandung tak sampai Rp 30ribu. Hemat bukan?
Beli Tiket Bus Travel Agar Tak Lelah dan Bisa Tidur Sepanjang Perjalanan
Kalau tak ingin lelah selama perjalanan ke Bandung, kamu bisa memilih untuk naik bus travel. Apalagi varian bus travel kian beragam dan semakin menawarkan kenyamanan sepanjang perjalanan. Alih-alih lelah, kamu justru bisa tertidur lelap selama perjalanan.
Keberadaan jalan tol Cipularang pun mempercepat perjalananmu dari Jakarta ke Bandung. Di luar adanya situasi waktu tempuh hingga ke pintu tol daerah Bandung bisa dipersingkat hanya 3 jam saja. Nantinya sampai tujuan, kamu cukup check in di penginapan dan melanjutkan agenda jalan-jalanmu. Efisien dan menyenangkan, bukan?
Naik Kereta Argo Parahyangan Demi Efisiensi Waktu
Kereta Argo Parahyangan sudah jadi primadona bila ingin bepergian dari Jakarta ke Bandung. Harga tiket dibawah Rp 100 ribu terbilang cukup terjangkau lantaran fasilitasnya juga mumpuni selama penumpang berada di dalam gerbong kereta. Belilah tiket dari jauh-jauh hari. Karena walaupun hanya bepergian ke Bandung, tiket kereta yang satu ini cukup banyak peminatnya.
Kereta ini memulai rutenya dari Stasiun Gambir dan berakhir di stasiun tujuan, Stasiun Bandung. Hal menarik lainnya kalau kamu memilih naik kereta Argo Parahyangan yaitu pemandangan selama di perjalanan. Rute kereta yang satu ini akan melewati jalur yang cukup ekstrem namun tetap aman. Sebagian dari penumpang mengaku penasaran dan memilih naik kereta ini lantaran ingin menikmati sensasinya berkereta lewat jalur yang ekstrem.
Kalau Pergi Sekeluarga Mungkin Memang Lebih Baik Menyewa Mobil Pribadi
Sementara untukmu yang mungkin memang berencana pergi ke Bandung bersama keluarga besar, memang lebih baik berkendara dengan mobil pribadi. Meski tak senyaman naik travel, yang terpenting kamu tiba di tujuan dengan selamat, bukan? Lagi pula, selama perjalanan, kamu dan anggota keluargamu bisa menghabiskan waktu dengan bercengkrama. Kalau sepanjang hari kerja kamu sukar sekali menemukan momen semacam ini, maka biarlah perjalanan ke Bandung jadi kenangan yang menarik untuk keluargamu.
Tapi Kalau Pergi Bareng Teman Sepermainan, Sangat Disarankan untuk Touring Demi Menambah Pengalaman
Touring ke Bandung? Pasti seru! Apalagi kalau hal ini sudah masuk agendamu bersama kawan-kawan sejak jauh-jauh hari. Kapan lagi kamu bisa berkendara sembari membuat momen agar diingat sampai hari tua? Soal persiapan, H-sebulan sebisa mungkin kamu berdiskusi dengan teman-temanmu agar rencana touring bisa dieksekusi. Terpenting, keselamatan dan keamanan saat berkendara yang pasti harus jadi dua hal utama. Meski mungkin kamu terbiasa touring dengan jarak melebihi Jakarta-Bandung, ingatlah mungkin touring kali ini akan memberikan pengalaman berbeda. Tetap buatlah perjalanan kali ini jadi mengesankan.
Soal kendaraan, kamu bisa mempercayakan kuda besi dari Suzuki yaitu Suzuki GSX-S150. Kamu jangan khawatir, tak hanya nyaman dipakai berkendara sehari-hari, motor ini pun tetap menunjukkan performa yang mumpuni untuk durasi perjalanan jauh.
Untuk urusan dapur pacu GSX-S150 ini disematkan mesin berkapasitas 150 cc DOHC yang sama dengan saudaranya tipe R. Berbekal mesin overbore, DOHC (Double Over Head Camshaft) dengan kapasitas 150cc dan berkompresi 11,5 : 1 yang sudah dilengkapi teknologi fuel injection yang canggih untuk pembakaran maksimal, GSX-S150 menghasilkan tenaga sebesar 14,1 kw/10.500 rpm dan torsi sebesar 14 nm/9.000 rpm yang tersalurkan dengan kuat melalui transmisi 6 percepatan.
Tipe GSX-S150 ini memang bergaya street fighter yang juga mengadopsi tampilan touring yang cocok untuk perjalanan jauh. Karena itu posisi berkendaranya tak terlalu menunduk macam di tipe R. Handle barnya dibuat lebar dengan posisi yang berada tinggi di atas tangki dan tempat duduk. Tentunya gaya berkendara ini dimaksudkan agar pengemudi tak lekas lelah dalam perjalanan jauh.
Manajemen mesin GSX-S150 ini dilengkapi dengan 6 sensor untuk efisiensi kerja untuk membuat konsumsi bahan bakar lebih ekonomis. Sistem pengapiannya disebut closed loop, dengan adanya oksigen sensor pada pembuangan yang bisa dibilang jarang diterapkan pada motor sekelasnya. Ini juga termasuk penerapan throttle body diameter 32mm dan injektor 10 lubang produk Mitsubishi agar pengabutan campuran bahan bakar lebih atomized. Sebagai bocoroan, teknologi ini serupa yang ada pada GSX-R 1000 loh.
Serunya performa tinggi ini diimbangi dengan radiator yang besar. Dengan ukuran pendingin air yang besar ini, diharapkan suhu mesin akan tetap optimal meski dipacu dengan tenaga maksimal. Dan pastinya akan tetap nyaman jika dipakai dalam durasi perjalanan jauh atau untuk dipakai harian.
Konsisten dengan konsep ini, tangki dibuat aerodinamis dengan bentuk melengkung. Kapasitasnya yang mencapai 11 liter, dipastikan cukup untuk mencapai jarak tempuh jauh. Meski aerodinamis justru penampilan GSX-S150 ini terlihat cukup gagah. Dijamin perjalan touring ke Bandung akan jadi momen tak terlupakan.
1 Comment
-
Aku ingin bergabung
Jesi
February 9, 2018 at 1:24 am
Aku ingin bergabung