Cinta pada pandangan pertama, barangkali jadi gambaran situasi yang cukup romantis untuk kita rasa. Dinilai sebagai alur mula cerita yang manis, hingga disebut-sebut sabagai pertanda dari cinta sejati.
Sekilas situasi ini jadi sesuatu yang banyak dinanti, tapi yang menjadi pertanyaannya, mungkinkah seseorang bisa jatuh cinta pada orang yang baru pertama kali dilihatnya? Hingga bisa berkata “Kurasa ku t’lah jatuh cinta, pada pandangan yang pertama”, bak lirik lagu RAN pada lagu “Pandangan Pertama”.
Maka untuk bisa lebih memahami cinta pada pandangan pertama yang selalu membuat kita berharap merasakannya. Mari kita coba telisik lebih dalam.
Kata Peneliti Itu Bukan Cinta Tapi Hasrat Seksual, Sebab Cinta Hadir Ketika Kita Mulai Membangun Hubungan
Para peneliti dari Jurusan Psikologi Universitas Groningen di Belanda, dalam sebuah hasil studi yang diterbitkan dalam jurnal Journal of the International Association for Relationship Research, mengatakan bahwa “Apa yang kita rasakan pada pertama kali bertemu, mungkin bukan cinta melainkan hasrat seksual”.
Penelitian ini dilakukan terhadap 500 pasangan, berkebangsaan Belanda dan Jerman, yang memiliki usia rata-rata sekitar 20 tahun. Para peneliti ini, ingin membuktikan apakah seseorang benar-benar merasakan cinta pada pandangan pertama atau rasa cinta itu justru tumbuh setelah mereka membangun hubungan serius.
Dan dalam penelitiannya, para peneliti menyatakan bahwa jatuh cinta adalah aktivitas otak yang berada pada area tertentu. Tergantung pada jenis cintanya, mulai dari cinta yang emosional, cinta keibuan atau cinta yang dikarenakan gairah semata. Sehingga dapat disimpulkan jika cinta pada pandangan pertaman hanyalah “daya tarik awal yang kuat”.
Sebab Meski Otak Berkata Cinta Pada Pertemuan yang Pertama, Belum Tentu Serupa dengan Isi Hati Kita
Pertemuan atau pandangan pertama yang katanya jadi awal mulai cinta lahir, jelas masih menyisahkan tanya. Sebab waktu ini terbilang cukup singkat, jika katanya pertemuan ini akan berakhir dengan cinta.
Masih dari penelitian serupa dengan yang diatas, demi memastikan apa yang sedang dirasakan para pasangan. Para peneliti meminta pada pasangan yang terlibat untuk mendeskripsikan sendiri apa artinya ‘ketertarikan fisik’, ‘intimasi’, ‘hasrat’, dan ‘komitmen‘.
Dan menariknya,ternyata jawaban mereka lebih banyak berhubungan dengan rasa suka secara fisik daripada rasa suka secara emosional. Bahkan, mereka yang sudah menjalin huhungan lama kesulitan mendeskripsikan apa sebenarnya yang mereka rasakan ketika pertama kali menyukai pasangannya.
Dan Akan Menjadi Masalah Jika Ternyata Cintamu Tak Terbalaskan Olehnya
Bunga cinta jelas akan layu, jika tak ada upaya untuk menyiraminya. Rasa bahagia atas pertemuan yang kita dapatkan dengan dirinya, ada baiknya memang jika harus diteruskan pada proses pendekatan yang lebih dalam. Dari sini kita akan tahu, seberapa jauh ia juga memiliki rasa yang serupa.
Pada tahap ini, ketertarikan hasrat atau gairah untuk mencari, mendekati, dan memiliki sesuatu yang kita sukai terjadi atas dorongan dan harapan. Tentu tak masalah jika ternyata dia yang kita sukai, juga memiliki rasa yang sama, namun jelas akan berbeda jika orang di seberang sana ternyata tak memiliki perasaan apa-apa.
Tertarik Itu Wajar, Tapi Tak Selalu Dapat Diartikan dengan Cinta
Tak perlu terburu-buru untuk mengartikan sesuatu, apa lagi perihal ketertarikan pada pertemuan pertama dengan seseorang. Berniat untuk mempercayakan rasa yang dimiliki sebagai sesuatu yang bernilai positif, sebagaian besar orang akan berkata itu adalah cinta. Padahal yang sebenarnya hanyalah sebuah ketertarikan hanya karena penampilan saja.
Baik sebagai orang yang mengaku jatuh cinta atau dicintai, kita perlu untuk memahami. Mana sikap yang benar-benar bisa diartikan sebagai cinta, dengan yang hanya sebuah ilusi rasa.
Karena Pada Dasarnya Sebelum Sampai Pada Titik yang Bisa Dikatakan Cinta, Ada Beberapa Tahap yang Harus Dilalui Lebih Dulu
Hal lain yang juga masih didapat dari penelitian yang sama adalah kesimpulan bahwa ‘Cinta pada pandangan pertama’ itu sebenarnya hanyalah rasa suka atau ketertarikan yang besar. Karena pada kenyataannya cinta baru tumbuh setelah kedua sejoli membangun hubungan dan saling mengenal satu sama lain.
Karena tak hanya sekedar datang dari pertemuan singkat yang mungkin hanya hitungan menit saja. Ada beberapa tahap proses yang biasa harus kita lalui untuk bisa sampai pada titik cinta yang sebenarnya.
Meski begitu, para peneliti mengaku masih banyak pertanyaan yang tak terjawab seputar hubungan percintaan yang sudah terjalin dan bisa diselidiki pada penelitian selanjutnya. Dengan kata lain, kita masih bebas untuk meyakini bahwa “Cinta pada pandangan pertama” itu benar atau tidak, lahir dari rasa sayang yang sungguh atau hanya sekedar birahi semata.

Leave a Reply
Suzuki Nex Berganti Wajah, Tampilannya Makin Gagah Mengincar Kaum Muda

Di gelaran Indonesia International Motor Show 2018, Suzuki mengenalkan suksesor alias penerus dari Suzuki Nex. Sebelumnya Suzuki Nex ini memegang rekor MURI untuk kategori motor matic paling irit dengan pemecahan rekor mampu menempuh jarak 109,8 Kilometer untuk setiap liternya.
Kali ini dikenalkan dengan nama Suzuki Nex II, tampilannya makin sarat aura modern. Yup, mengusung tema #KerenCaraBaru, Suzuki Memperbaharui tampilan Nex II. Secara garis besar, desain motor ini mengikuti tren yang ada saat ini. Tampilannya menggunakan sudut lancip yang tegas dengan tampilan yang simple dan clean.
“Nex II Didesain menyasar anak muda pada rentang usia 17 – 25 tahun, yang mungkin masih pelajar atau mahasiswa namun juga memungkin untuk digunakan orang tuanya atau para dewasa muda”, ungkap Yohan Yahya, selaku Dept.Head Sales and Marketing PT.Suzuki Indomobil Sales.
Salah satu faktor yang membuat motor ini nampak modern dan futuristik, adalah tampilan headlamp yang berada di dalam fairing depannya. Sementara di samping lampu terdapat lubang udara kecil yang menunjang aerodimikanya.
“Desain bentuk lampu depan dan lapisan pelindung yang futuristik, terdapat unsur DNA dari motor sport Suzuki bermesin besar seperti GSX-1000” tambah Yohan.
Salah satu perubahan signifikan terlihat pada Floorboarding atau sandaran kaki yang lebih besar dibanding generasi pertamanya. Sehingga kamu akan merasa lebih nyaman, karena ruang kaki terasa lebih lega.
Lalu juga terdapat ruang kompartemen yang disematkan pada sisi kiri dan kanan tentunya bisa membawa barang bawaan yang banyak. Untuk varian tertentu dalam kompartemen ini terdapat charger untuk handphone.
Iya, ini lah perbedaan lain dengan generasi Nex terdahulu yang cuma punya satu varian, Suzuki Nex II kini punya opsi 5 varian berbeda. Mulai dari Sporty Runner, Fancy Dynamic, Elegant Premium, Elegant dan Standart. Dimana setiap variannya ini dibedakan dari pilihan kelengkapan fitur dan aksesoris yang dimiliki. Jadi kamu bisa menyesuaikan dengan masing-masing karakter yang sesuai dengan penampilan. Inilah yang disebut Suzuki sebagai #KerenCaraBaru.
Buat kamu yang senang warna-warna cerah tanpa banyak grafis bisa memilih varian yang standar. Sementara sporty runner cocok untuk kamu yang aktif karena desain grafisnya yang menyiratkan hal ini. Untuk yang gemar tampilan stylish bisa memilih fancy dynamic. Pilihan terakhir untuk kamu yang senang kemewahan ada warna polos doff di varian Elegant dan Elegant Premium.
“Seri terbaru (NEX II) ini jadi solusi transportasi dan gaya hidup anak muda yang sedang mencari sepeda motor pertama yang paling tepat. Entry terbaru ini memiliki beberapa penyempurnaan dan diperbanyak variannya, sehingga mewakili beragam karakter anak muda” ungkap Seiji Itayama selaku Managing Director 2W PT Suzuki Indomobil Sales.
Lalu harganya berapa? Nah, untuk urusan satu ini perlu bersabar sedikit karena Suzuki belum membuka harga untuk Suzuki Nex II ini. Nantinya akan diumumkan pada peluncuran resminya ya.