Untuk para perempuan yang sedang menempuh S2 di manapun kalian berada…
Melanjutkan pendidikan hingga jenjang S2 itu jadi pertimbangan yang kompleks bagi kaummu. Bukan bermaksud seksis, namun seringkali pandangan dari sekeliling yang membuat perempuan jadi urung mengejar S2 yang sudah jadi target sejak muda dan terpaksa membuat manuver lain. Yang paling sering terdengar ya tentu pertanyaan tentang kesiapan menikah. Seakan ada dinding besar yang menghalangi perempuan untuk menikah kalau dia memilih lanjut S2.
Baik menikah, melanjutkan pendidikan, atau melakoni keduanya bersamaan adalah sebuah pilihan masing-masing, bukan? Lantas untuk apa kita mencecar porsi hidup orang lain? Bukankah justru lebih baik kalau kamu memberi dukungan dibanding menyepelekan pilihan yang mereka ambil? Memilih melanjutkan pendidikan juga bukanlah hal yang perlu ditakuti. Juga untuk pria, hingga hari ini bahkan masih ada saja yang merasa minder jika punya pasangan dengan gelar akademik yang lebih tinggi. Memangnya kualitas hubunganmu akan diukur lewat gelar? Kalau pun pasanganmu memang masih punya semangat tinggi dalam mengejar targetnya itu, maka langkah terbaik adalah memberikan dukungan bukan?
Mengejar S2 Membuat Kami Terus Mau Belajar, Perkara Menikah Adalah Mimpi Lain yang Juga Sedang Kami Kejar
Tanpa ditanya-tanya, kami pun sejatinya juga memikirkan perkara menikah. Tapi kami bukanlah perempuan yang terpaku harus menikah di usia 22, 23, 24, atau bahkan 25 sekalipun. Selagi ada kesempatan meraih cita-cita, maka kami akan mengejarnya. Sesederhana itu. Peluang untuk melanjutkan S2 juga tak datang begitu saja. Sementara kami menyadari peluang lebih cepat menyelesaikan studi justru ketika belum berumah tangga. Karenanya, selagi kami belum memantapkan hati untuk berumah tangga, maka sah-sah saja bukan jika kami memilih lanjut S2?
Sudah Biasa Mendengar Selentingan Seksis yang Masih Sering Mengaitkan Perempuan dengan Dapur. Baiklah…
Melanjutkan pendidikan itu hak setiap orang, termasuk perempuan. Tapi tak lantas membuat kami lantas melupakan kodratnya sebagai seorang perempuan. Perempuan tentu punya hak dan kewajiban yang wajib dilaksanakan. Kalau sudah berumah tangga dan suami bekerja, tentu saja kami akan mengurusi rumah dan segala isinya. Tapi meruntuhkan mimpi perempuan untuk melanjutkan studi dengan mengatakan kalau perempuan hanya akan berakhir di dapur itu bukan sesuatu yang benar.
Melanjutkan S2 adalah Mimpi Kami Sejak Lama, Bukan Pelarian yang Selama Ini Kamu Kira Hanya Karena Merasa Jodoh Tak Kunjung Tiba
Agak sakit saat mendengar selentingan semacam ini. Padahal niat kami melanjutkan S2 memang karena mimpi yang sudah kami rangkai sejak lama. Berpetualang dan mempelajari hal baru di luar sana adalah angan besar agar kelak kami punya cerita bagi anak cucu kami. Perkara menikah, bukankah soal jodoh sudah ada yang mengatur?
Belum Lagi Disangka Melanjutkan S2 Hanya Demi Gaya Semata…
Soal biaya, S2 tentu memakan biaya yang lebih besar dibanding S1. Soal tuntutan, tentu jauh lebih besar juga. Lantas, untuk apa kalau sekadar gaya? Selain menghabiskan banyak biaya, bukankah lebih baik dijalani sebaik-baiknya daripada biaya terbuang sia-sia?
Kami Tak Menjanjikan Akan Jadi Istri yang Lebih Pintar atau Lebih Berwawasan, Tapi Kami Siap Menjadi Partner yang bisa diajak Berdiskusi Perihal Apa pun
Banyak orang menilai perempuan lulusan S2 jadi merasa lebih pintar. Tidak juga, justru kami akan jadi orang yang suka diajak berdiskusi, membicarakan hal-hal yang mulai dari serius sampai yang cuma guyonan. Kami pun tak akan menghalalkan segala cara agar agar bisa memposisikan diri diatas pasangan, malah kami akan senantiasa mendukungnya. Jadi, jangan takut untuk menjadi perempuan yang berpendidikan tinggi ya! Karena ibu yang cerdas akan melahirkan anak-anak cerdas pula.

Leave a Reply

Untukmu yang tinggal di kawasan Jabodetabek, mungkin agak suntuk kalau menghabiskan waktu liburan atau akhir pekan hanya di sekitaran tempat tinggalmu. Ingin rasanya pergi sejenak ke luar kota demi menghilangkan kepenatan setelah lima hari dalam seminggu suntuk bekerja di Ibukota. Kota terdekat yang biasanya jadi tujuan warga Jabodetabek untuk berlibur ya salah satunya Bandung.
Berjarak sekitar 150 km dari Jakarta, Bandung menawarkan suasana yang kontras nan asri dibanding Jakarta. Meski tak dipungkiri, kemacetan kini juga mendera kota tersebut—terutama saat hari libur, tapi tak menyurutkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Bandung. Akhir pekan biasanya dipilih, terutama bila ada tanggal merah di hari Jumat, Bandung akan tumpah ruah oleh wisatawan asal Jabodetabek. Menariknya, kini kita tak lagi dipersulit untuk akses ke Bandung. Kamu sendiri, bagaimana? Kalau diminta memilih, kamu akan ke Bandung naik apa?
Naik KRL Disambung Kereta Ekonomi. Meski Memakan Waktu, Setidaknya Tak Memakan Banyak Biaya Perjalanan
Tahukah kamu kalau ongkos ke Bandung bisa bermodalkan kurang dari Rp 30 ribu? Untukmu yang terbiasa naik KRL, barangkali perlu mencoba. Karena ternyata pergi ke Bandung bisa dengan sambung-menyambung KRL sehingga tak memakan ongkos yang cukup banyak. Caranya, dari stasiun asalmu, kamu naik KRL hingga Stasiun Manggarai.
Dari stasiun Manggarai yang adalah stasiun transit, sambung lagi dengan menaiki KRL dengan tujuan akhir Stasiun Cikarang. Selanjutnya, dari Stasiun Cikarang kamu beralih ke kereta ekonomi Walahar jurusan Purwakarta dengan harga tiket Rp 6 ribu. Baru dari Purwakarta, kamu kembali naik kereta ekonomi Cibatuan menuju Bandung hanya dengan tarif Rp 8 ribu. Coba hitung, ongkos perjalananmu dari Jakarta menuju Bandung tak sampai Rp 30ribu. Hemat bukan?
Beli Tiket Bus Travel Agar Tak Lelah dan Bisa Tidur Sepanjang Perjalanan
Kalau tak ingin lelah selama perjalanan ke Bandung, kamu bisa memilih untuk naik bus travel. Apalagi varian bus travel kian beragam dan semakin menawarkan kenyamanan sepanjang perjalanan. Alih-alih lelah, kamu justru bisa tertidur lelap selama perjalanan.
Keberadaan jalan tol Cipularang pun mempercepat perjalananmu dari Jakarta ke Bandung. Di luar adanya situasi waktu tempuh hingga ke pintu tol daerah Bandung bisa dipersingkat hanya 3 jam saja. Nantinya sampai tujuan, kamu cukup check in di penginapan dan melanjutkan agenda jalan-jalanmu. Efisien dan menyenangkan, bukan?
Naik Kereta Argo Parahyangan Demi Efisiensi Waktu
Kereta Argo Parahyangan sudah jadi primadona bila ingin bepergian dari Jakarta ke Bandung. Harga tiket dibawah Rp 100 ribu terbilang cukup terjangkau lantaran fasilitasnya juga mumpuni selama penumpang berada di dalam gerbong kereta. Belilah tiket dari jauh-jauh hari. Karena walaupun hanya bepergian ke Bandung, tiket kereta yang satu ini cukup banyak peminatnya.
Kereta ini memulai rutenya dari Stasiun Gambir dan berakhir di stasiun tujuan, Stasiun Bandung. Hal menarik lainnya kalau kamu memilih naik kereta Argo Parahyangan yaitu pemandangan selama di perjalanan. Rute kereta yang satu ini akan melewati jalur yang cukup ekstrem namun tetap aman. Sebagian dari penumpang mengaku penasaran dan memilih naik kereta ini lantaran ingin menikmati sensasinya berkereta lewat jalur yang ekstrem.
Kalau Pergi Sekeluarga Mungkin Memang Lebih Baik Menyewa Mobil Pribadi
Sementara untukmu yang mungkin memang berencana pergi ke Bandung bersama keluarga besar, memang lebih baik berkendara dengan mobil pribadi. Meski tak senyaman naik travel, yang terpenting kamu tiba di tujuan dengan selamat, bukan? Lagi pula, selama perjalanan, kamu dan anggota keluargamu bisa menghabiskan waktu dengan bercengkrama. Kalau sepanjang hari kerja kamu sukar sekali menemukan momen semacam ini, maka biarlah perjalanan ke Bandung jadi kenangan yang menarik untuk keluargamu.
Tapi Kalau Pergi Bareng Teman Sepermainan, Sangat Disarankan untuk Touring Demi Menambah Pengalaman
Touring ke Bandung? Pasti seru! Apalagi kalau hal ini sudah masuk agendamu bersama kawan-kawan sejak jauh-jauh hari. Kapan lagi kamu bisa berkendara sembari membuat momen agar diingat sampai hari tua? Soal persiapan, H-sebulan sebisa mungkin kamu berdiskusi dengan teman-temanmu agar rencana touring bisa dieksekusi. Terpenting, keselamatan dan keamanan saat berkendara yang pasti harus jadi dua hal utama. Meski mungkin kamu terbiasa touring dengan jarak melebihi Jakarta-Bandung, ingatlah mungkin touring kali ini akan memberikan pengalaman berbeda. Tetap buatlah perjalanan kali ini jadi mengesankan.
Soal kendaraan, kamu bisa mempercayakan kuda besi dari Suzuki yaitu Suzuki GSX-S150. Kamu jangan khawatir, tak hanya nyaman dipakai berkendara sehari-hari, motor ini pun tetap menunjukkan performa yang mumpuni untuk durasi perjalanan jauh.
Untuk urusan dapur pacu GSX-S150 ini disematkan mesin berkapasitas 150 cc DOHC yang sama dengan saudaranya tipe R. Berbekal mesin overbore, DOHC (Double Over Head Camshaft) dengan kapasitas 150cc dan berkompresi 11,5 : 1 yang sudah dilengkapi teknologi fuel injection yang canggih untuk pembakaran maksimal, GSX-S150 menghasilkan tenaga sebesar 14,1 kw/10.500 rpm dan torsi sebesar 14 nm/9.000 rpm yang tersalurkan dengan kuat melalui transmisi 6 percepatan.
Tipe GSX-S150 ini memang bergaya street fighter yang juga mengadopsi tampilan touring yang cocok untuk perjalanan jauh. Karena itu posisi berkendaranya tak terlalu menunduk macam di tipe R. Handle barnya dibuat lebar dengan posisi yang berada tinggi di atas tangki dan tempat duduk. Tentunya gaya berkendara ini dimaksudkan agar pengemudi tak lekas lelah dalam perjalanan jauh.
Manajemen mesin GSX-S150 ini dilengkapi dengan 6 sensor untuk efisiensi kerja untuk membuat konsumsi bahan bakar lebih ekonomis. Sistem pengapiannya disebut closed loop, dengan adanya oksigen sensor pada pembuangan yang bisa dibilang jarang diterapkan pada motor sekelasnya. Ini juga termasuk penerapan throttle body diameter 32mm dan injektor 10 lubang produk Mitsubishi agar pengabutan campuran bahan bakar lebih atomized. Sebagai bocoroan, teknologi ini serupa yang ada pada GSX-R 1000 loh.
Serunya performa tinggi ini diimbangi dengan radiator yang besar. Dengan ukuran pendingin air yang besar ini, diharapkan suhu mesin akan tetap optimal meski dipacu dengan tenaga maksimal. Dan pastinya akan tetap nyaman jika dipakai dalam durasi perjalanan jauh atau untuk dipakai harian.
Konsisten dengan konsep ini, tangki dibuat aerodinamis dengan bentuk melengkung. Kapasitasnya yang mencapai 11 liter, dipastikan cukup untuk mencapai jarak tempuh jauh. Meski aerodinamis justru penampilan GSX-S150 ini terlihat cukup gagah. Dijamin perjalan touring ke Bandung akan jadi momen tak terlupakan.