Aku tak tahu ini akan menjadi sebuah perpisahan atau tidak, tapi belakangan rasa yang kemarin ada kini mulai pudar. Tapi dengan nama cinta, aku sering menepis semua rasa ragu yang kupunya. Berharap semua hal yang aku pikirkan itu adalah salah, hingga akhirnya waktu memberi jawaban.
Katanya demi menguatkan rasa, sesekali kita harus dihadiahi ujian bersama. Akan tetapi nampaknya, semua hal yang katanya ujian itu, membuat aku semakin percaya bahwa cinta yang kita punya berada pada tempat yang salah.
Diawal Cerita Mungkin Aku Masih Bisa Mengerti Keras Kepala Yang Kau Miliki, Tapi Bukankah Sudah Menjadi Kewajaran Jika Hal Itu Harus Dikurangi?
Mengalah tentu tak membuatku kalah, hal itu juga kulakukan untuk kita. Demi kelangsungan hubungan, aku jadi pihak yang selalu menurunkan ego agar tak ada keributan. Beberapa saat sejak awal hubungan, tentu itu jadi sesuatu yang terus aku perjuangkan. Lalu bagaimana dengan sekarang?
Jika kemarin aku pikir ini adalah alternatif lain untuk tetap bertahan, perlahan pilihan itu berubah jadi bumerang. Aku membohongi diri sendiri hanya karena tak ingin kau pergi. Tak berniat menyakiti, tapi kupikir hubungan ini lebih baik diakhiri.
Meski Orang Lain Sering Berdecak Kagum Atas Pencapaianku, Kau Yang Menyebut Diri Kekasih Hanya Bisa Mengkritisi
Tadinya aku berpikir bahwa kehadiranmu akan jadi salah satu sumber semangat yang ada. Sebagaimana yang dirimu tahu, aku bukan sosok yang mudah menyerah dan putus asa. Untuk itu aku selalu berharap, jika kamu bisa jadi penyokong semangat.
Namun jika sebagian orang selalu menunjukkan kekakagumannya kepadaku, kamu hadir dengan pendapat yang berbeda. Bukan ingin menganggap diri paling hebat dan benar, tapi nampaknya semua kalimat yang kamu ucapkan selalu menggambarkan aku jadi pihak yang tak bisa apa-apa. Padahal bukankah sebagai pasangan, sudah sewajarnya kamu akan menguatkan? Bukan malah mencibir dan tak mau memaknai semua usaha yang sedang aku upayakan.
Dulu Kita Selalu Bertukar Pujian, Kini Pertengkaran Jadi Sesuatu Yang Lebih Rutin Dilanggengkan
Mari kita berbalik kepada masa awal kita berkenalan. Hari-hari yang dulu selalu kita lalui dengan berbagai macam hal yang selalu berhasil menciptakan tawa. Berbagai macam rangkaian kata yang kau ucapkan, selalu membuat aku tersenyum dan tertawa.
Lalu bandingkan dengan hari-hari yang saat ini kita lalui. Perbedaan pendapat yang selalu berujung pada pertengkaran. Bukan kita tak mampu meredam emosi dari masing-masing kepala, hanya saja kita tak lagi memikirkan hal yang sama. Jika hal itu terjadi pada jarak yang berbeda, mungkin aku akan berpikir bahwa itu adalah bumbu dari hubungan kita. Namun semua perdebatan terus berlanjut tanpa ada ujungnya.
Berusaha Untuk Memaklumi Segala Kekuranganmu, Diriku Malah Jadi Pihak Yang Selalu Merasa Ditindas
Bersembunyi dibalik kata sayang yang selama ini aku percaya, diriku berusaha untuk mencoba memahami semuanya. Sesuatu yang saat itu kusadari, aku tak mampu untuk menyakitimu. Aku melupakan semuanya dan memaklumi segala bentuk kekurangan yang kamu punya, tapi sepertinya ini bukanlah hal yang mudah.
Lambat-laun semua hal-hal yang selama ini aku upayakan justru jadi lesatan anak panah menyakitkan yang terus mengarah padaku saja. Bersikap untuk menenangkan konflik yang bisa datang begitu saja, diriku malah jadi pihak yang tertindas oleh kamu yang selalu mengaku cinta.
Meski Masih Sayang Aku Merasa Kita Memang Tak Akan Mampu Bertahan
Beberapa hubungan memang tentu berjalan tak sesuai yang kita harapkan. Dia yang tadinya kita cinta, bisa berubah jadi sosok yang biasa saja. Belum lagi jika tak ada upaya untuk memperbaiki hal-hal yang terlihat semakin tak memiliki arah.
Aku dan kamu tentu tak bisa memilih, di hati mana cinta ini akan berlabuh. Kita hanya bisa menjalani apa yang sedang terjadi. Memilah-milah bagian dari beberapa kisah yang memang layak untuk dilanjutkan. Tapi untuk cerita ini, aku memilih untuk berhenti sembari mengangkat tangan tanda ketidaksanggupan. Karena aku sudah tak mampu bertahan.
Karena Nyatanya Hubungan Yang Terjalin Antara Kita Tak Memiliki Gambaran Untuk Bisa Menjadi Nyata
Percaya atau tidak kita semakin kehilangan kesadaran atas apa yang selama ini ingin kita perjuangkan. Semua gambaran atas arti hubungan yang selama ini kita jalani, tak terlihat sebagai sesuatu yang akan bertahan hingga nanti.
Menjalin hubungan dengan seseorang yang salah tentu bukan keinginanku sejak awal. Tapi bagaimana aku harus memutuskan tentu jadi sesuatu yang harus kulakukan sekarang. Jadi jangan heran jika dia yang kemarin selalu berusaha untuk jadi yang terbaik untukmu, hari ini tiba-tiba pergi untuk menyudahi segalanya.
Kita mungkin digariskan untuk bertemu dan saling membahagiakan dalam beberapa waktu. Namun tak ditakdirkan untuk bersama sepanjang waktu. Karena nampaknya dirimu bukanlah orang yang tepat, dan cinta ini salah tempat.

Leave a Reply

Untukmu yang tinggal di kawasan Jabodetabek, mungkin agak suntuk kalau menghabiskan waktu liburan atau akhir pekan hanya di sekitaran tempat tinggalmu. Ingin rasanya pergi sejenak ke luar kota demi menghilangkan kepenatan setelah lima hari dalam seminggu suntuk bekerja di Ibukota. Kota terdekat yang biasanya jadi tujuan warga Jabodetabek untuk berlibur ya salah satunya Bandung.
Berjarak sekitar 150 km dari Jakarta, Bandung menawarkan suasana yang kontras nan asri dibanding Jakarta. Meski tak dipungkiri, kemacetan kini juga mendera kota tersebut—terutama saat hari libur, tapi tak menyurutkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Bandung. Akhir pekan biasanya dipilih, terutama bila ada tanggal merah di hari Jumat, Bandung akan tumpah ruah oleh wisatawan asal Jabodetabek. Menariknya, kini kita tak lagi dipersulit untuk akses ke Bandung. Kamu sendiri, bagaimana? Kalau diminta memilih, kamu akan ke Bandung naik apa?
Naik KRL Disambung Kereta Ekonomi. Meski Memakan Waktu, Setidaknya Tak Memakan Banyak Biaya Perjalanan
Tahukah kamu kalau ongkos ke Bandung bisa bermodalkan kurang dari Rp 30 ribu? Untukmu yang terbiasa naik KRL, barangkali perlu mencoba. Karena ternyata pergi ke Bandung bisa dengan sambung-menyambung KRL sehingga tak memakan ongkos yang cukup banyak. Caranya, dari stasiun asalmu, kamu naik KRL hingga Stasiun Manggarai.
Dari stasiun Manggarai yang adalah stasiun transit, sambung lagi dengan menaiki KRL dengan tujuan akhir Stasiun Cikarang. Selanjutnya, dari Stasiun Cikarang kamu beralih ke kereta ekonomi Walahar jurusan Purwakarta dengan harga tiket Rp 6 ribu. Baru dari Purwakarta, kamu kembali naik kereta ekonomi Cibatuan menuju Bandung hanya dengan tarif Rp 8 ribu. Coba hitung, ongkos perjalananmu dari Jakarta menuju Bandung tak sampai Rp 30ribu. Hemat bukan?
Beli Tiket Bus Travel Agar Tak Lelah dan Bisa Tidur Sepanjang Perjalanan
Kalau tak ingin lelah selama perjalanan ke Bandung, kamu bisa memilih untuk naik bus travel. Apalagi varian bus travel kian beragam dan semakin menawarkan kenyamanan sepanjang perjalanan. Alih-alih lelah, kamu justru bisa tertidur lelap selama perjalanan.
Keberadaan jalan tol Cipularang pun mempercepat perjalananmu dari Jakarta ke Bandung. Di luar adanya situasi waktu tempuh hingga ke pintu tol daerah Bandung bisa dipersingkat hanya 3 jam saja. Nantinya sampai tujuan, kamu cukup check in di penginapan dan melanjutkan agenda jalan-jalanmu. Efisien dan menyenangkan, bukan?
Naik Kereta Argo Parahyangan Demi Efisiensi Waktu
Kereta Argo Parahyangan sudah jadi primadona bila ingin bepergian dari Jakarta ke Bandung. Harga tiket dibawah Rp 100 ribu terbilang cukup terjangkau lantaran fasilitasnya juga mumpuni selama penumpang berada di dalam gerbong kereta. Belilah tiket dari jauh-jauh hari. Karena walaupun hanya bepergian ke Bandung, tiket kereta yang satu ini cukup banyak peminatnya.
Kereta ini memulai rutenya dari Stasiun Gambir dan berakhir di stasiun tujuan, Stasiun Bandung. Hal menarik lainnya kalau kamu memilih naik kereta Argo Parahyangan yaitu pemandangan selama di perjalanan. Rute kereta yang satu ini akan melewati jalur yang cukup ekstrem namun tetap aman. Sebagian dari penumpang mengaku penasaran dan memilih naik kereta ini lantaran ingin menikmati sensasinya berkereta lewat jalur yang ekstrem.
Kalau Pergi Sekeluarga Mungkin Memang Lebih Baik Menyewa Mobil Pribadi
Sementara untukmu yang mungkin memang berencana pergi ke Bandung bersama keluarga besar, memang lebih baik berkendara dengan mobil pribadi. Meski tak senyaman naik travel, yang terpenting kamu tiba di tujuan dengan selamat, bukan? Lagi pula, selama perjalanan, kamu dan anggota keluargamu bisa menghabiskan waktu dengan bercengkrama. Kalau sepanjang hari kerja kamu sukar sekali menemukan momen semacam ini, maka biarlah perjalanan ke Bandung jadi kenangan yang menarik untuk keluargamu.
Tapi Kalau Pergi Bareng Teman Sepermainan, Sangat Disarankan untuk Touring Demi Menambah Pengalaman
Touring ke Bandung? Pasti seru! Apalagi kalau hal ini sudah masuk agendamu bersama kawan-kawan sejak jauh-jauh hari. Kapan lagi kamu bisa berkendara sembari membuat momen agar diingat sampai hari tua? Soal persiapan, H-sebulan sebisa mungkin kamu berdiskusi dengan teman-temanmu agar rencana touring bisa dieksekusi. Terpenting, keselamatan dan keamanan saat berkendara yang pasti harus jadi dua hal utama. Meski mungkin kamu terbiasa touring dengan jarak melebihi Jakarta-Bandung, ingatlah mungkin touring kali ini akan memberikan pengalaman berbeda. Tetap buatlah perjalanan kali ini jadi mengesankan.
Soal kendaraan, kamu bisa mempercayakan kuda besi dari Suzuki yaitu Suzuki GSX-S150. Kamu jangan khawatir, tak hanya nyaman dipakai berkendara sehari-hari, motor ini pun tetap menunjukkan performa yang mumpuni untuk durasi perjalanan jauh.
Untuk urusan dapur pacu GSX-S150 ini disematkan mesin berkapasitas 150 cc DOHC yang sama dengan saudaranya tipe R. Berbekal mesin overbore, DOHC (Double Over Head Camshaft) dengan kapasitas 150cc dan berkompresi 11,5 : 1 yang sudah dilengkapi teknologi fuel injection yang canggih untuk pembakaran maksimal, GSX-S150 menghasilkan tenaga sebesar 14,1 kw/10.500 rpm dan torsi sebesar 14 nm/9.000 rpm yang tersalurkan dengan kuat melalui transmisi 6 percepatan.
Tipe GSX-S150 ini memang bergaya street fighter yang juga mengadopsi tampilan touring yang cocok untuk perjalanan jauh. Karena itu posisi berkendaranya tak terlalu menunduk macam di tipe R. Handle barnya dibuat lebar dengan posisi yang berada tinggi di atas tangki dan tempat duduk. Tentunya gaya berkendara ini dimaksudkan agar pengemudi tak lekas lelah dalam perjalanan jauh.
Manajemen mesin GSX-S150 ini dilengkapi dengan 6 sensor untuk efisiensi kerja untuk membuat konsumsi bahan bakar lebih ekonomis. Sistem pengapiannya disebut closed loop, dengan adanya oksigen sensor pada pembuangan yang bisa dibilang jarang diterapkan pada motor sekelasnya. Ini juga termasuk penerapan throttle body diameter 32mm dan injektor 10 lubang produk Mitsubishi agar pengabutan campuran bahan bakar lebih atomized. Sebagai bocoroan, teknologi ini serupa yang ada pada GSX-R 1000 loh.
Serunya performa tinggi ini diimbangi dengan radiator yang besar. Dengan ukuran pendingin air yang besar ini, diharapkan suhu mesin akan tetap optimal meski dipacu dengan tenaga maksimal. Dan pastinya akan tetap nyaman jika dipakai dalam durasi perjalanan jauh atau untuk dipakai harian.
Konsisten dengan konsep ini, tangki dibuat aerodinamis dengan bentuk melengkung. Kapasitasnya yang mencapai 11 liter, dipastikan cukup untuk mencapai jarak tempuh jauh. Meski aerodinamis justru penampilan GSX-S150 ini terlihat cukup gagah. Dijamin perjalan touring ke Bandung akan jadi momen tak terlupakan.