Bekerja overtime alias lembur nyatanya memang jadi cara ampuh menambah pundi-pundi pemasukan. Apalagi kalau kamu memang sedang dipusingkan dengan pengeluaran yang harus dipenuhi atau mempunyai mimpi yang sedang dibangun. Membeli rumah misalnya, atau membeli kendaraan pribadi. Tak pelak, sekalinya atasan meminta lembur, kamu pun langsung menyanggupi. Jika biasanya bekerja hanya delapan jam, kali ini kamu harus bekerja hingga 10 jam.
Padahal, kamu tentu tahu, keluarga di rumah begitu menantikanmu. Entah ayah, ibu, saudara, atau untuk yang sudah berumah tangga tentu saja pasanganmu menantikan kepulanganmu. Tapi sepertinya tawaran lembur lebih memikat. Kamu pun memilih menghabiskan waktu dari pagi hingga malam hari untuk bekerja.
Dengan setumpuk kerjaan yang menanti, jelas fokusmu harus diarahkan ke urusan pekerjaan. Sejatinya, sah-sah saja lembur, hanya saja seringkali para pekerja overtime ini mengabaikan hal-hal yang juga tak kalah penting. Misalnya saja stamina tubuh, kalau kamu merasa staminamu sedang tidak fit, lebih baik tak perlu memaksakan diri untuk mengambil jatah lembur. Kamu perlu tahu, setidaknya ada lima hal yang mengancam tubuhmu kalau keseringan lembur.
Badan yang Semula Fit, Jadi Rentan Drop dan Mudah Terserang Penyakit
Mungkin kamu mau mengelak kalau tubuhmu baik-baik saja sekarang meski sering lembur. Percayalah, keseringan lembur sejatinya membuat tubuhmu jadi mudah drop. Bagian tubuh seperti area leher, sendi, ligament, otot, saraf, tendon, serta tulang belakang biasanya akan terasa tegang dan tidak nyaman karena dibiarkan terlalu lama beraktivitas. Kamu jangan terlalu sering membiarkan tubuhmu seperti itu, karena kondisi yang demikian ternyata dapat meningkatkan risiko kematian.
Semula Asing dengan Alkohol, Lama-lama Sanggup Menghabiskan Lebih dari Satu Botol
Berdasarkan penelitian yang dirilis oleh British Medical Journal, pegawai yang bekerja lebih dari 48 jam per minggu ternyata menjadikan alkohol sebagai pelarian ketika beban pekerjaan begitu menumpuk. Untukmu yang sedang lembur, sebaiknya urungkan niatmu untuk yang satu ini. Mengonsumsi alkohol terutama saat tak lembur saja berbahaya, bagaimana kalau dikonsumsi pada saat tubuh bekerja di bawah tekanan?
Pekerja Overtime Jadi Rentan Terkena Diabetes Hingga Serangan Jantung Lantaran Terlalu Banyak Duduk
Saat di kantor, kamu pasti menghabiskan banyak waktu di atas kursi. Bahkan karena saking pewe-nya, kamu jadi malas gerak padahal hal itu penting agar sendi-sendi tubuh tidak kaku. Sebuah penelitian dari University of Missouri mengatakan, orang yang terlalu banyak duduk, meski mereka tetap meluangkan waktu berolahraga tetap berisiko tinggi menderita penyakit kronis seperti diabetes, obesitas, kanker, hingga serangan jantung. Itulah sebabnya kamu perlu stretching beberapa jam sekali agar tubuh dan ototmu tetap luwes.
Terlalu Sering Lembur Bisa Merusak Mental dan Membuat Hidup Kehilangan Kualitas
Sederhana saja, ketika nantinya kamu tak lagi mendapat tawaran lembur, kamu jadi merasa terbebani karena mengira tak akan ada lagi tambahan pendapatan. Semakin dipikirkan, kamu pun akan jadi stres sendiri karena bingung mencari sumber lain untuk mendapatkan tambahan.
Tapi karena terlalu sering bekerja dan menghabiskan banyak waktu untuk lembur, sadar atau tidak, kamu jadi kehilangan hal-hal yang sebelumnya bisa membangkitkan mood positifmu. Misalnya, kamu jadi jarang mengobrol dengan anggota keluarga, waktu untuk hang out pun tak ada lagi. Coba kamu pikirkan kembali, lembur memang menguntungkan dari sisi finansial, tapi kalau sudah berlebihan tentu berakibat buruk. Jadi, sebaiknya mulailah menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupanmu di luar pekerjaan.
Lembur yang Terlalu Menyita Waktu pun Dapat Memicu Munculnya Demensia
Dalam penelitian yang diterbitkan di American Journal of Epidemiology, karyawan yang bekerja lebih dari 55 jam dalam seminggu ternyata mengalami masalah dengan daya ingat, daya nalar, dan kosa kata. Penelitian yang dipublikasikan di tahun 2009 itu menunjukkan bahwa mereka yang tergolong workaholic di usia muda akan lebih berisiko menderita demensia saat menginjak masa tua.

Leave a Reply

Untukmu yang tinggal di kawasan Jabodetabek, mungkin agak suntuk kalau menghabiskan waktu liburan atau akhir pekan hanya di sekitaran tempat tinggalmu. Ingin rasanya pergi sejenak ke luar kota demi menghilangkan kepenatan setelah lima hari dalam seminggu suntuk bekerja di Ibukota. Kota terdekat yang biasanya jadi tujuan warga Jabodetabek untuk berlibur ya salah satunya Bandung.
Berjarak sekitar 150 km dari Jakarta, Bandung menawarkan suasana yang kontras nan asri dibanding Jakarta. Meski tak dipungkiri, kemacetan kini juga mendera kota tersebut—terutama saat hari libur, tapi tak menyurutkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Bandung. Akhir pekan biasanya dipilih, terutama bila ada tanggal merah di hari Jumat, Bandung akan tumpah ruah oleh wisatawan asal Jabodetabek. Menariknya, kini kita tak lagi dipersulit untuk akses ke Bandung. Kamu sendiri, bagaimana? Kalau diminta memilih, kamu akan ke Bandung naik apa?
Naik KRL Disambung Kereta Ekonomi. Meski Memakan Waktu, Setidaknya Tak Memakan Banyak Biaya Perjalanan
Tahukah kamu kalau ongkos ke Bandung bisa bermodalkan kurang dari Rp 30 ribu? Untukmu yang terbiasa naik KRL, barangkali perlu mencoba. Karena ternyata pergi ke Bandung bisa dengan sambung-menyambung KRL sehingga tak memakan ongkos yang cukup banyak. Caranya, dari stasiun asalmu, kamu naik KRL hingga Stasiun Manggarai.
Dari stasiun Manggarai yang adalah stasiun transit, sambung lagi dengan menaiki KRL dengan tujuan akhir Stasiun Cikarang. Selanjutnya, dari Stasiun Cikarang kamu beralih ke kereta ekonomi Walahar jurusan Purwakarta dengan harga tiket Rp 6 ribu. Baru dari Purwakarta, kamu kembali naik kereta ekonomi Cibatuan menuju Bandung hanya dengan tarif Rp 8 ribu. Coba hitung, ongkos perjalananmu dari Jakarta menuju Bandung tak sampai Rp 30ribu. Hemat bukan?
Beli Tiket Bus Travel Agar Tak Lelah dan Bisa Tidur Sepanjang Perjalanan
Kalau tak ingin lelah selama perjalanan ke Bandung, kamu bisa memilih untuk naik bus travel. Apalagi varian bus travel kian beragam dan semakin menawarkan kenyamanan sepanjang perjalanan. Alih-alih lelah, kamu justru bisa tertidur lelap selama perjalanan.
Keberadaan jalan tol Cipularang pun mempercepat perjalananmu dari Jakarta ke Bandung. Di luar adanya situasi waktu tempuh hingga ke pintu tol daerah Bandung bisa dipersingkat hanya 3 jam saja. Nantinya sampai tujuan, kamu cukup check in di penginapan dan melanjutkan agenda jalan-jalanmu. Efisien dan menyenangkan, bukan?
Naik Kereta Argo Parahyangan Demi Efisiensi Waktu
Kereta Argo Parahyangan sudah jadi primadona bila ingin bepergian dari Jakarta ke Bandung. Harga tiket dibawah Rp 100 ribu terbilang cukup terjangkau lantaran fasilitasnya juga mumpuni selama penumpang berada di dalam gerbong kereta. Belilah tiket dari jauh-jauh hari. Karena walaupun hanya bepergian ke Bandung, tiket kereta yang satu ini cukup banyak peminatnya.
Kereta ini memulai rutenya dari Stasiun Gambir dan berakhir di stasiun tujuan, Stasiun Bandung. Hal menarik lainnya kalau kamu memilih naik kereta Argo Parahyangan yaitu pemandangan selama di perjalanan. Rute kereta yang satu ini akan melewati jalur yang cukup ekstrem namun tetap aman. Sebagian dari penumpang mengaku penasaran dan memilih naik kereta ini lantaran ingin menikmati sensasinya berkereta lewat jalur yang ekstrem.
Kalau Pergi Sekeluarga Mungkin Memang Lebih Baik Menyewa Mobil Pribadi
Sementara untukmu yang mungkin memang berencana pergi ke Bandung bersama keluarga besar, memang lebih baik berkendara dengan mobil pribadi. Meski tak senyaman naik travel, yang terpenting kamu tiba di tujuan dengan selamat, bukan? Lagi pula, selama perjalanan, kamu dan anggota keluargamu bisa menghabiskan waktu dengan bercengkrama. Kalau sepanjang hari kerja kamu sukar sekali menemukan momen semacam ini, maka biarlah perjalanan ke Bandung jadi kenangan yang menarik untuk keluargamu.
Tapi Kalau Pergi Bareng Teman Sepermainan, Sangat Disarankan untuk Touring Demi Menambah Pengalaman
Touring ke Bandung? Pasti seru! Apalagi kalau hal ini sudah masuk agendamu bersama kawan-kawan sejak jauh-jauh hari. Kapan lagi kamu bisa berkendara sembari membuat momen agar diingat sampai hari tua? Soal persiapan, H-sebulan sebisa mungkin kamu berdiskusi dengan teman-temanmu agar rencana touring bisa dieksekusi. Terpenting, keselamatan dan keamanan saat berkendara yang pasti harus jadi dua hal utama. Meski mungkin kamu terbiasa touring dengan jarak melebihi Jakarta-Bandung, ingatlah mungkin touring kali ini akan memberikan pengalaman berbeda. Tetap buatlah perjalanan kali ini jadi mengesankan.
Soal kendaraan, kamu bisa mempercayakan kuda besi dari Suzuki yaitu Suzuki GSX-S150. Kamu jangan khawatir, tak hanya nyaman dipakai berkendara sehari-hari, motor ini pun tetap menunjukkan performa yang mumpuni untuk durasi perjalanan jauh.
Untuk urusan dapur pacu GSX-S150 ini disematkan mesin berkapasitas 150 cc DOHC yang sama dengan saudaranya tipe R. Berbekal mesin overbore, DOHC (Double Over Head Camshaft) dengan kapasitas 150cc dan berkompresi 11,5 : 1 yang sudah dilengkapi teknologi fuel injection yang canggih untuk pembakaran maksimal, GSX-S150 menghasilkan tenaga sebesar 14,1 kw/10.500 rpm dan torsi sebesar 14 nm/9.000 rpm yang tersalurkan dengan kuat melalui transmisi 6 percepatan.
Tipe GSX-S150 ini memang bergaya street fighter yang juga mengadopsi tampilan touring yang cocok untuk perjalanan jauh. Karena itu posisi berkendaranya tak terlalu menunduk macam di tipe R. Handle barnya dibuat lebar dengan posisi yang berada tinggi di atas tangki dan tempat duduk. Tentunya gaya berkendara ini dimaksudkan agar pengemudi tak lekas lelah dalam perjalanan jauh.
Manajemen mesin GSX-S150 ini dilengkapi dengan 6 sensor untuk efisiensi kerja untuk membuat konsumsi bahan bakar lebih ekonomis. Sistem pengapiannya disebut closed loop, dengan adanya oksigen sensor pada pembuangan yang bisa dibilang jarang diterapkan pada motor sekelasnya. Ini juga termasuk penerapan throttle body diameter 32mm dan injektor 10 lubang produk Mitsubishi agar pengabutan campuran bahan bakar lebih atomized. Sebagai bocoroan, teknologi ini serupa yang ada pada GSX-R 1000 loh.
Serunya performa tinggi ini diimbangi dengan radiator yang besar. Dengan ukuran pendingin air yang besar ini, diharapkan suhu mesin akan tetap optimal meski dipacu dengan tenaga maksimal. Dan pastinya akan tetap nyaman jika dipakai dalam durasi perjalanan jauh atau untuk dipakai harian.
Konsisten dengan konsep ini, tangki dibuat aerodinamis dengan bentuk melengkung. Kapasitasnya yang mencapai 11 liter, dipastikan cukup untuk mencapai jarak tempuh jauh. Meski aerodinamis justru penampilan GSX-S150 ini terlihat cukup gagah. Dijamin perjalan touring ke Bandung akan jadi momen tak terlupakan.